Akuntansi pertanggungjawaban berfokus pada pengelolaan sumber daya dan pengendalian biaya dalam suatu organisasi, di mana setiap unit atau departemen harus bertanggung jawab atas biaya yang mereka keluarkan dan hasil yang mereka capai. Ini sangat penting untuk menciptakan akuntabilitas dalam suatu organisasi dan memastikan bahwa semua sumber daya digunakan secara efisien.
Menurut Horngren et al. (2016), akuntansi pertanggungjawaban adalah alat yang digunakan untuk mengukur, menganalisis, dan mengendalikan kinerja di dalam organisasi. Sistem ini membantu organisasi memonitor setiap departemen atau unit bisnis secara terpisah, memfokuskan mereka pada pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan dan memberikan penghargaan atau konsekuensi berdasarkan kinerja mereka. Dengan adanya sistem ini, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau yang dapat dioptimalkan.
Saya percaya bahwa meskipun konsep akuntansi pertanggungjawaban sudah dikenal luas dir dunia korporasi besar, penerapannya di perusahaan kecil dan menengah di Indonesia masih sangat terbatas. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya keterbatasan sumber daya, kurangnya pemahaman tentang pentingnya pertanggungjawaban biaya, serta kekurangan pelatihan yang mengarah pada pemahaman yang lebih dalam mengenai sistem ini.
Hambatan terbesar dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban di Indonesia adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang sistem ini di kalangan manajer atau pemilik usaha kecil dan menengah. Banyak perusahaan di Indonesia yang masih berfokus pada pengelolaan akuntansi secara tradisional, tanpa menyadari bahwa dengan memperkenalkan sistem pertanggungjawaban biaya, mereka bisa lebih efisien dan efektif dalam mengelola sumber daya mereka (Garrison et al., 2018).
Namun, ada peluang yang sangat besar untuk memperkenalkan dan mengembangkan akuntansi pertanggungjawaban di Indonesia. Perusahaan kecil dan menengah yang berkembang pesat membutuhkan sistem ini untuk memastikan mereka dapat bertumbuh secara berkelanjutan. Selain itu, dengan semakin berkembangnya teknologi dan perangkat lunak akuntansi yang lebih terjangkau, pengenalan akuntansi pertanggungjawaban seharusnya menjadi lebih mudah diakses oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Menurut saya, salah satu cara untuk mengatasi hambatan ini adalah dengan meningkatkan pelatihan dan edukasi di kalangan profesional akuntansi dan manajer bisnis, khususnya di sektor UMKM. Perusahaan-perusahaan ini perlu diberikan pemahaman tentang bagaimana akuntansi pertanggungjawaban dapat membantu mereka mengelola anggaran dan memaksimalkan keuntungan melalui pengendalian biaya yang lebih baik. Selain itu, riset lokal dan publikasi tentang implementasi akuntansi pertanggungjawaban juga perlu didorong agar literatur yang relevan dapat diakses dengan mudah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi (2015), penerapan akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan perusahaan untuk menetapkan anggaran yang lebih realistis, memonitor pengeluaran secara lebih ketat, dan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya. Oleh karena itu, memperkenalkan sistem ini di Indonesia akan memberikan dampak yang sangat positif, baik untuk perusahaan besar maupun kecil. byÂ
Secara keseluruhan, meskipun penerapan akuntansi pertanggungjawaban di Indonesia masih terbatas, saya percaya bahwa dengan upaya kolaboratif antara institusi pendidikan, profesional akuntansi, dan pemerintah, sistem ini dapat menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing perusahaan di pasar global.
Penulis: Â
Khayatun Nupus
Mahasiswi S1 Akuntansi Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas dengan Mata kuliah Akuntansi Keperilakuan







