Preliminary survey adalah tahap awal dalam proses audit yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi dasar tentang entitas yang diaudit. Ini mencakup pemahaman tentang lingkungan operasional, sistem kontrol internal, serta identifikasi risiko-risiko yang mungkin ada.
Tujuan preliminary survey yaitu:
- Mengidentifikasi area yang berisiko tinggi yang perlu diperhatikan dalam audit.
- Memahami proses bisnis dan sistem kontrol internal yang ada.
- Mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk merencanakan audit secara efektif.
- Menyusun rencana audit yang sesuai berdasarkan temuan awal.
Bagaimana Prosedur Preliminary Survey Dilakukan?
Prosedur preliminary survey dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
- Pengumpulan Data Awal
- Analisis Lingkungan Bisnis
- Identifikasi Risiko
- Penilaian Kontrol Internal
- Perencanaan Audit
- Pelaporan Temuan
Kasus Preliminary Survey
- Retail Maju, sebuah perusahaan retail, mengalami penurunan pendapatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, yang memicu kekhawatiran di kalangan manajemen dan pemangku kepentingan. Untuk memahami penyebabnya, manajemen memutuskan untuk melakukan audit.
Proses Preliminary Survey
- Pengumpulan Data Awal: Auditor mengumpulkan laporan keuangan, kebijakan akuntansi, dan melakukan wawancara dengan manajemen serta staf kunci.
- Analisis Lingkungan Bisnis: Auditor menganalisis kondisi pasar, tren konsumen, dan regulasi yang relevan.
- Identifikasi Risiko: Risiko yang berkontribusi pada penurunan pendapatan, seperti pengelolaan persediaan dan sistem kasir, diidentifikasi.
- Penilaian Kontrol Internal: Auditor mengevaluasi efektivitas sistem kontrol internal dan melakukan uji coba awal.
- Perencanaan Audit: Rencana audit disusun berdasarkan temuan preliminary survey, dengan fokus pada area berisiko tinggi.
- Pelaporan Temuan: Auditor menyusun laporan yang merangkum temuan dan memberikan rekomendasi perbaikan.
Dampak
Hasil preliminary survey memberikan wawasan penting bagi manajemen untuk mengambil langkah-langkah perbaikan, seperti meningkatkan pelatihan karyawan dan memperbaiki sistem pengendalian persediaan, yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan pendapatan.
Dalam kasus PT. Retail Maju menunjukkan pentingnya preliminary survey dalam audit. Dengan mengidentifikasi risiko dan memberikan rekomendasi, auditor dapat membantu perusahaan memperbaiki kinerja dan mencegah masalah serupa di masa depan.
Audit Program (Program Audit)
- Pengertian Audit Program
Audit program adalah seperangkat pedoman yang diikuti oleh auditor untuk melaksanakan audit secara efektif. Setelah rencana audit disusun, auditor menyiapkan program yang mencakup langkah-langkah dan prosedur rinci untuk pelaksanaan audit, dengan tujuan menjaga keterkaitan antara berbagai tugas yang terlibat. Program ini juga berfungsi sebagai alat pengumpulan data dan evaluasi pelaksanaan tugas audit, serta sebagai pedoman bagi tim auditor dalam manajemen sumber daya manusia dan audit keuangan.
- Tujuan dan Manfaat Audit Program:
-
- Memelihara Hubungan Tugas
- Pedoman Prosedur
- Pengawasan dan Evaluasi
- Fleksibilitas
- Audit program juga mencakup penilaian pengendalian keuangan internal, verifikasi catatan transaksi, dan penyajian laporan keuangan.
Bagaimana Prosedur Preliminary Survey Dilakukan?
Berikut adalah rincian dari setiap tahapan:
- Perencanaan Audit
- Pelaksanaan Audit
- Komunikasi Hasil Audit
- Kasus Preliminary Survey
PT Kereta Api Indonesia sebagai perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pelayanan publik mengalami permasalahan dalam penyajian laporan keuangan. Kasus ini melibatkan perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris, terutama dalam hal persetujuan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor eksternal.
Masalah yang Ditemui:
- Piutang PPN: Terdapat piutang PPN sebesar Rp 95,2 milyar per 31 Desember 2005.
- Perbedaan Pendapat: Perbedaan pandangan ini berasal dari empat isu utama yang menjadi perhatian, termasuk bagaimana manajemen menangani piutang PPN dan kebijakan akuntansi yang diterapkan.
Proses Audit:
- Audit Ulang: Komisaris meminta dilakukan audit ulang untuk memastikan laporan keuangan disajikan secara transparan dan akurat.
- Tata Kelola: Proses audit ini menunjukkan pentingnya tata kelola yang baik dan peran pengawasan dalam memastikan akurasi laporan keuangan.
Opini Audit dalam Kasus PT KAI
Dalam kasus PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) tahun 2005, opini yang diberikan oleh auditor eksternal adalah “Wajar Tanpa Pengecualian” (WTP), meskipun terdapat kejanggalan signifikan dalam penyajian laporan keuangan.
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP): Auditor menyatakan bahwa laporan keuangan PT KAI disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, meskipun terdapat bukti manipulasi data dan ketidakakuratan dalam pencatatan pajak dan pendapatan.
Dampak Kasus
- Kehilangan Kepercayaan
- Sanksi Terhadap Auditor
- Perbaikan Tata Kelola
AUDIT FIELD WORK I (PEKERJAAN LAPANGAN AUDIT I)
- Definisi dan Tujuan Pekerjaan Lapangan Audit
Pekerjaan lapangan audit adalah proses di mana auditor mengumpulkan bukti-bukti yang relevan untuk memverifikasi apakah suatu laporan keuangan atau operasional perusahaan mencerminkan kondisi yang sebenarnya.
Tujuan utama dari pekerjaan lapangan audit adalah untuk memberikan informasi yang akurat dan objektif yang dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan strategis. Auditor harus menjalankan tugasnya dengan independen dan bebas dari pengaruh eksternal atau internal agar dapat memberikan evaluasi yang objektif.
- Bagaimana Prosedur Pekerjaan Lapangan Dilakukan?
Beberapa langkah yang sering dilakukan auditor dalam pekerjaan lapangan meliputi:
- Audit Laporan Keuangan
- Audit Kinerja dan Kebijakan Investasi
- Evaluasi Kepatuhan
- Observasi dan Wawancara
- Investigasi dan Verifikasi
- Kasus PT. Asuransi Jiwasraya: Dampak dari Pekerjaan Lapangan yang Tidak Efektif
- Asuransi Jiwasraya, salah satu perusahaan asuransi milik negara, menjadi contoh nyata kegagalan dalam pengelolaan keuangan dan penerapan prosedur audit lapangan yang tidak efektif. Dalam kasus ini, ditemukan beberapa masalah besar yang berkontribusi pada kerugian signifikan yang dialami oleh perusahaan dan nasabahnya, di antaranya:
- Manipulasi Laporan Keuangan
- Kebijakan Investasi yang Tidak Tepat
- Pengelolaan Dana yang Tidak Profesional
- Kepatuhan yang Buruk
Opini Audit dan Dampaknya
Berdasarkan temuan-temuan audit lapangan yang dilakukan, auditor kemungkinan besar akan memberikan opini wajar dengan pengecualian atau bahkan tidak wajar (adverse opinion) terkait laporan keuangan PT. Jiwasraya. Ini disebabkan oleh ketidakakuratan yang ditemukan dalam laporan keuangan, serta kegagalan perusahaan untuk mematuhi regulasi yang berlaku.
Dampak dari audit yang tidak efektif ini sangat besar. Selain kerugian yang dialami oleh PT. Jiwasraya dan nasabahnya, reputasi industri asuransi di Indonesia juga tercoreng.
Penulis:
1. Fadiel Sulthon (221011200287)
2. Handika Pradipta (221011201565)
3. Ivonne Viorenza Ina (221011201777)
4. Jihan Chalishah Putri (221011200984)
5. Monica Latief (221011201053)
6. Salsa Nur Azizah (221011201879)
Mahasiswa dari Program Studi S1 Akuntansi Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.