PT Adaro Andalan Indonesia (AADI) merupakan anak perusahaan dari PT Adaro Energy Tbk (ADRO), yang bergerak dalam sektor pertambangan batubara. Perusahaan ini didirikan pada 1 Desember 2004 dengan nama awal PT Alam Tri Abadi, sebelum mengalami perubahan kepemilikan serta nama pada tahun 2024 setelah diakuisisi sepenuhnya oleh Adaro Energy (Adaro Energy, 2024).
Pada tahun 2005, AADI mengakuisisi PT Adaro Indonesia dan memulai operasi komersialnya dengan produk andalan bernama “Envirocoal”. Produk ini dikenal ramah lingkungan karena kandungan sulfur dan abu yang rendah. Sejak itu, AADI terus berkembang menjadi salah satu pemain utama dalam industri pertambangan di Indonesia dengan fokus pada keberlanjutan dan pengelolaan lingkungan (Adaro Energy, 2024).
AADI berencana untuk melangsungkan penawaran umum perdana saham (IPO) pada akhir tahun 2024 dengan target penggalangan dana antara Rp3,57 triliun hingga Rp4,59 triliun. Dana hasil IPO akan digunakan untuk investasi pada anak perusahaan, pengembangan energi terbarukan, dan pembayaran utang (Adaro Energy, 2024). Langkah ini sejalan dengan strategi diversifikasi bisnis dan memperkuat posisi perusahaan dalam transisi energi global.
Tujuan Penilaian Saham
- Nilai Wajar Saham: Penilaian dilakukan menggunakan rasio P/E dan arus kas terdiskonto untuk estimasi nilai wajar, membantu investor membuat keputusan informasional.
- Strategi Spin-Off: Penilaian mendukung spin-off ADRO untuk memperkuat bisnis non-batu bara dan menarik investor melalui harga saham yang tepat.
- Pengelolaan Dana IPO: Dana IPO dialokasikan untuk pinjaman anak usaha dan pelunasan utang dengan transparansi yang meningkatkan akuntabilitas.
- Kepercayaan Investor: Penilaian independen meningkatkan keyakinan investor terhadap prospek jangka panjang AADI.
- Perbandingan Pasar: Penilaian membantu memahami posisi kompetitif AADI dalam industri dan mendukung keputusan strategis.
Informasi Umum Saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI)
- Tanggal Listing: 5 Desember 2024
- Harga Perdana Saham: Rp5.550 per saham
- Harga Saham Saat Ini: Rp9.200 (per 13 Desember 2024)
- Kapitalisasi Pasar: Sekitar Rp71,64 triliun
- Jumlah Saham yang Ditawarkan: 778.689.200 saham (10% dari modal ditempatkan dan disetor)
- Total Dana dari IPO: Rp4,32 triliun
Dana yang dihimpun melalui IPO akan dialokasikan untuk
- 40%: Pinjaman kepada anak perusahaan, PT Maritim Barito Perkasa, guna mendukung investasi dan operasional.
- 15%: Pembayaran sebagian pinjaman kepada PT Adaro Indonesia.
- Sisanya (47,88%): Pembayaran sebagian pokok utang kepada PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO).
Lonjakan Harga Saham Pasca IPO
Setelah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 5 Desember 2024 dengan harga perdana di rentang Rp4.590 hingga Rp5.900 per saham, saham AADI mengalami lonjakan signifikan hingga mencapai Rp9.200 pada 13 Desember 2024. Lonjakan ini mencerminkan tingginya minat investor terhadap saham AADI. Analis pasar menilai bahwa harga IPO AADI tergolong undervalued dengan Price Earnings Ratio (PER) 2,55 kali, lebih rendah dibandingkan rata-rata industri batu bara yang berada di kisaran 5 hingga 7 kali. Kondisi ini memberikan peluang besar bagi investor untuk meraih capital gain.
Perbandingan dengan Emiten Batu Bara Lain
Dibandingkan dengan emiten batu bara lainnya, seperti PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG), AADI menunjukkan kinerja yang lebih unggul dalam beberapa metrik kunci:
1. Pendapatan
AADI memproyeksikan pendapatan sebesar Rp91,19 triliun untuk tahun 2024, jauh lebih tinggi dibandingkan PTBA (Rp38,48 triliun) dan ITMG (Rp36,6 triliun).
2. Laba Bersih
AADI memimpin dengan laba bersih sebesar Rp17,63 triliun, mengungguli ITMG (Rp7,71 triliun) dan PTBA (Rp6,1 triliun).
3. Margin Keuntungan
AADI mencatat gross profit margin sebesar 29,23% dan net profit margin sebesar 19,34%. Meskipun lebih baik dibandingkan PTBA, margin ini sedikit lebih rendah dibandingkan ITMG.
4. Current PE RatioÂ
AADI dihargai PER dengan 2,55 kali, sedangkan ITMG memiliki PER dengan 5 kali, dan PTBA juga memiliki PER 7 kali, dengan demikian valuasi saham AADI lebih murah dibandingkan ITMG & PTBA.Â
Prospek Masa Depan
Permintaan batu bara global, khususnya di Asia, tetap kuat karena didorong oleh pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut, memberikan prospek positif bagi kinerja AADI. Namun, tantangan muncul dari fluktuasi harga batu bara yang dipengaruhi kondisi ekonomi global, di mana harga cenderung naik saat ekonomi tumbuh pesat dan turun selama resesi. Selain itu, regulasi lingkungan yang mendukung transisi ke energi terbarukan serta target pengurangan emisi karbon dapat mengurangi permintaan batu bara dalam jangka panjang. Persaingan dengan energi terbarukan yang semakin besar juga menjadi tantangan signifikan, sehingga AADI perlu beradaptasi untuk mempertahankan daya saing dan relevansi bisnisnya.
Strategi Perusahaan untuk Menghadapi Tantangan Pasar
AADI tetap fokus pada batu bara termal sebagai inti bisnisnya, memanfaatkan pengalaman dan infrastruktur untuk meningkatkan produksi dan efisiensi operasional. Selain itu, perusahaan mempertimbangkan diversifikasi produk, termasuk eksplorasi potensi batu bara metalurgi melalui anak perusahaan seperti PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), guna memperluas portofolio bisnisnya. Pengembangan infrastruktur, khususnya dalam transportasi dan logistik, menjadi prioritas untuk menekan biaya distribusi dan meningkatkan daya saing.
Untuk menghadapi perubahan tren pasar dan regulasi lingkungan, AADI berkomitmen beradaptasi terhadap tantangan, termasuk mempersiapkan transisi ke energi terbarukan jika diperlukan di masa depan. Kemitraan strategis dengan perusahaan dalam sektor energi terbarukan atau teknologi baru juga diupayakan untuk mengakses sumber daya dan teknologi yang mendukung keberlanjutan bisnis di tengah perubahan pasar.
Penulis:
Mahasiswa Universitas Pamulang:
- Novia Arpiani
- Dayra Najwa Aulia
- Haikal Alif Nursyuhada
- Siti Koiriyah
- Syafira Suci Ramadhini
Mahasiswa Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.