PENGANGGARAN modal (capital budgeting) merupakan proses perencanaan pembelanjaan asset. Penganggaran modal yaitu perencanaan yang mencakup penganalisaan dan pemilihan berbagai investasi modal. Dengan adanya pengaggaran modal perusahaan dapat menghitung tingkat keuntungan yang akan didapatkan pada jangka panjangnya.
Penilaian suatu usulan investasi didasarkan pada arus kas setelah pajak bukan didasarkan pada laba akuntansi. Arus kas yang digunakan dalam melakukan evaluasi suatu usulan investasi adalah arus kas yang relevan untuk proyek yang dievaluasi.
Arus kas relevan diartikan sebagai perubahan arus kas Perusahaan, sehingga disebut incremental cash flow, yaitu perbedaan antara arus kas Perusahaan di masa yang akan datang dengan adanya proyekdan arus kas Perusahaan tanpa adanya proyek.
Dalam proses penganggaran modal proses terpenting yaitu mengestimasi arus kas suatu proyek, atas pembiayaan dari investasi serta arus kas masuk bersih yang didapat tiap tahun selesai berjalannya suatu proyek.
Keputusan dalam investasi dapat dikenal juga dengan penganggaran modal/capital budgeting yaitu operasi dari aktivitas yang meliputi semua kegiatan dalam persiapan pemanfaatan dana yang bertujuan mendapatkan manfaat/benefit di masa mendatang. Dalam melakukan analisa terhadap investasi akan menyortir peluang yang ada pada investasi, kemudian investasi yang terpilih akan memberikan manfaat besar melalui penginvestasian dana.
Untuk menghitung penganggaran modal, alat ukur yang tepat yaitu mempergunakan arus kas dari pada laba akuntansi. Perusahaan akan dapat mengakui dan melakukan penginvestasian arus kas kembali, sementara laba akuntansi ditunjukkan kala dapat membuahkan hasil tidak kala uangnya berada di tangan.
Akan tetapi, arus kas dan laba akuntansi tidak terjadi di saat bersamaan. Contoh: biaya modal seperti kendaraan, pabrik dan peralatan yang akan mengalami penyusutan setiap tahunnya. Biaya penyusutan tahunan dikurangkan dengan laba. Demikian arus kas mendeskripsikan manfaat, biaya dan waktu seperti ketika uang diterima, ketika melakukan Kembali penginvestasian dan ketika melakukan pembayaran.
Perusahaan melakukan investasi dengan harapan akan memperoleh kas kembali di masa yang akan datang dalam jumlah yang lebih besar. Hanya penerimaan kas yang dapat diinvestasikan kembali atau dibayarkan sebagai deviden kepada pemegang saham.
Oleh karena itu, kas bukan keuntungan, yang terpenting adalah adanya penganggaran modal untuk berinvestasi. Tujuan manajemen adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan (bagian yang dimiliki oleh pemegang saham) dan salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan memperhatikan arus kas yang dihasilkan oleh suatu proyek. Oleh karena itu, mengamati aliran arus kas merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menilai suatu proyek.
Dalam praktiknya adalah seorang manajer perusahaan harus dapat mempertimbangkan antra adanya produk baru dan kemungkinan akan bersaing dengan produk sejenis yang sudah ada dan mengurangi tingkat penjualan.
Setelah penentuan arus kas proyek telah diajukan, manajer akan melakukan pertimbangan semata-mata pada penambahan tingkat penjualan yang akan diakui oleh perusahaan secara lengkap. Seandainya tingkat penjualan terhadap produk baru tidak sesuai dengan yang diterima manajer harus siap dengan konsekuensi kehilangan biaya penjualan produk lain.
Produk yang dibuat tidak diakui memberikan manfaat atau keuntungan dalam memperkenalkan produk baru. Contohnya, saat divisi Post Cereal General Foods memperkenalkan Dino Pebbles tahun 1991, produk tersebut bersaing langsung dengan Fruity Pebbles yang juga merupakan produk perusahaan itu. Dalam arti, keduanya merupakan produk yang sama hanya saja pada Dino Pebbles ditambahkan marshmallow berbentuk dinosaurus.
Biasanya, proyek baru membutuhkan tambahan dana investasi dalam modal kerja. Dapat berbentuk tambahan persediaan sebagai barang yang siap dijual, investasi tambahan dalam piutang dagang dari penjualan kredit, dan tambahan investasi dalam kas untuk operasi perusahaan.
Kebutuhan modal kerja termasuk kedalam arus kas meskipun modal kerja tersebut masih ada pada perusahaan. Investasi pada persediaan dianggap arus kas keluar jika barang masih tersedia dalam toko, karena perusahaan tidak dapat menggunakan nilai kas atas persediaan, perusahaan tidak bisa menggunakan uangnya untuk investasi lain.
Secara umum, kebutuhan modal kerja tetap berjalan sampai proyek tersebut berakhir. Seandainya proyek tersebut selesai kelak akan mendapatkan pengembalian arus kas masuk saat modal kerja bisa dicairkan.
Arus kas sangat penting dalam penganggaran modal. Karena Arus kas merupakan inti dari setiap keputusan penganggaran modal. Setiap proyek investasi akan dapat menghasilkan arus kas masuk dan arus kas keluar di masa depan.
Arus kas masuk berasal dari pendapatan atau penerimaan yang dihasilkan oleh investasi, sedangkan arus kas keluar meliputi biaya investasi awal, biaya operasional, dan biaya lainnya. Penilaian kelayakan investasi dilakukan dengan membandingkan arus kas masuk dan arus kas keluar, serta mempertimbangkan nilai waktu uang (time value of money).
Proyeksi arus kas yang akurat menjadi kunci keberhasilan dalam penganggaran modal. Perusahaan harus dapat mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi arus kas, seperti inflasi, siklus bisnis, perubahan teknologi, dan risiko operasional. Kesalahan dalam memproyeksikan arus kas dapat menyebabkan keputusan investasi yang keliru, baik dengan menolak proyek yang menguntungkan atau menerima proyek yang merugikan.
Selain itu, arus kas juga menjadi pertimbangan utama dalam menentukan kriteria penilaian investasi seperti Nilai Sekarang Bersih (NPV), Tingkat Pengembalian Internal (IRR), dan Periode Pengembalian (Payback Period). Kriteria-kriteria ini digunakan untuk membandingkan dan menentukan proyek investasi mana yang paling menguntungkan bagi perusahaan.
Pengelompokkan keputusan penganggaran modal dibuat dengan maksud untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Proses administrasi untuk menyetujui dan mengawasi keputusan penganggaran modal berbeda untuk proyek yang berbeda.
Dengan melakukan pengelompokan penganggaran modal, suatu Perusahaan dapat mengembangkan prosedur administrasi yang terstandardisasi untuk menangani kelompok usulan investasi tersebut. Dalam konteks penganggaran modal, arus kas tidak hanya penting dalam mengevaluasi proyek investasi baru, tetapi juga dalam menilai proyek penggantian aset atau ekspansi.
Perusahaan harus mempertimbangkan arus kas yang dihasilkan oleh aset lama dan membandingkannya dengan arus kas yang diharapkan dari investasi penggantian atau ekspansi. Pengelolaan arus kas yang baik juga penting untuk memastikan ketersediaan dana bagi proyek-proyek investasi yang disetujui. Perusahaan harus memastikan bahwa arus kas operasional dan sumber pendanaan lainnya cukup untuk mendanai investasi modal tanpa mengganggu operasional bisnis sehari-hari.
Dalam era persaingan bisnis yang semakin ketat, penganggaran modal yang efektif menjadi semakin penting bagi perusahaan untuk mempertahankan daya saing dan pertumbuhan jangka panjang. Arus kas merupakan jantung dari proses ini, memberikan informasi kritis bagi pengambilan keputusan investasi yang tepat.
Perusahaan yang mampu mengelola arus kas dengan baik dan melakukan proyeksi arus kas yang akurat akan memiliki keunggulan kompetitif dalam penganggaran modal, sehingga dapat mengalokasikan sumber daya keuangan secara optimal dan meraih pertumbuhan yang berkelanjutan.
Penilaian suatu usulan investasi didasarkan pada arus kas setelah pajak bukan didasarkan pada laba akuntansi. Arus kas yang digunakan dalam melakukan evaluasi suatu usulan investasi adalah arus kas yang relevan untuk proyek yang dievaluasi.
Arus kas relevan diartikan sebagai perubahan arus kas Perusahaan, sehingga disebut incremental cash flow yaitu perbedaan antara arus kas Perusahaan di masa yang akan datang dengan adanya proyekdan arus kas Perusahaan tanpa adanya proyek.
Penulis: