TANGSELXPRESS – Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Sukabumi, Jawa Barat, telah menyebabkan kerusakan besar, termasuk terputusnya sedikitnya 10 jembatan yang vital bagi aktivitas warga. Akibatnya, beberapa wilayah, seperti Kecamatan Simpenan, menjadi terisolasi karena kendaraan bermotor tidak dapat melintas. Kerusakan ini juga berdampak pada distribusi bantuan logistik ke daerah terdampak.
“Kami akan mempelajari kira-kira jembatan mana saja yang rusak dan harus dibangun untuk kita bisa menolong di lokasi lain,” ujar Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Lukmansyah dalam pernyataan resminya seusai mengunjungi lokasi bencana, Kamis (5/12/2024).
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Lukmansyah, menyatakan bahwa pemerintah akan segera memasang jembatan darurat Bailey dengan dukungan Kementerian PUPR dan Batalyon Zeni Kodam III Siliwangi. Ini bertujuan untuk memperlancar akses dan mendukung pemulihan daerah terdampak.
Data sementara per Kamis (5/12/2024) pukul 19.00 WIB mencatat sebanyak dua korban meninggal dunia, yaitu Aden Dafa dan Ade Wahyu. Keduanya berasal dari Kecamatan Simpenan.
Selain itu, enam orang dinyatakan hilang. Perinciannya, dua orang dari Kecamatan Tegalbuleud, satu dari Kecamatan Pabuaran, satu dari Kecamatan Gegerbitung, dan dua dari Kecamatan Simpenan. Bencana ini juga mengakibatkan kerusakan pada 216 rumah warga.
Musibah banjir dan longsor di Sukabumi juga merendam kawasan Dermaga Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Ratu pada Rabu (4/12/2024) akibat luapan Sungai Cipabuluhan.
Langkah darurat seperti pemasangan jembatan Bailey dan koordinasi distribusi bantuan logistik diharapkan dapat mengurangi dampak isolasi dan mempercepat pemulihan. Tim SAR masih mencari enam korban hilang, dan BNPB terus mengupayakan penanganan darurat serta mitigasi untuk mencegah bencana serupa di masa depan. Demikian dikutip dari beritasatu.com.