TANGSELXPRESS – Topan super (super typhoon) Man-yi dilaporkan telah menghantam di kawasan Panganiban, Catanduanes, Filipina, pada Sabtu (16/11) malam.
Topan Man-yi yang lebih populer disebut “Pepito” dilaporkan sangat kuat sebagai topan super yang membawa angin kencang, gelombang badai, gelombang tinggi, dan hujan lebat.
Akibat topan ini, setidaknya memaksa pemerintah mengevakuasi setengah juta orang di negara itu ke tempat yang lebih aman.
Benarkah topan Man Yi akan berdampak hingga Indonesia?
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau agar warga Indonesia mewaspadai dampak topan Man-Yi yang terjadi di laut Filipina.
“Berdasarkan Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta, telah terbentuk Siklon Tropis Man-Yi di Laut Filipina atau sekitar 1.040 kilometer sebelah utara Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara,” kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben A Molle sebagaimana dikutip kantor berita Antara, Minggu (17/11).
BMKG menerbitkan informasi dampak siklon tropis Man-Yi tanggal 16 November 2024.
Siklon tropis tersebut dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Sulawesi Utara serta mempengaruhi tinggi gelombang laut.
Tinggi gelombang antara 1,25 -2,5 meter (moderate sea) diperkirakan terjadi di perairan Kabupaten Kepulauan Sitaro -Kabupaten Kepulauan Sangihe, perairan Maluku, dan Laut Sulawesi bagian timur.
Sedangkan tinggi gelombang antara 2,5 – 4,0 meter (rough sea) di perairan Kabupaten Kepulauan Talaud.
Masyarakat dan pemangku kepentingan terkait diharapkan untuk berhati-hati terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi serta memperhatikan keselamatan pelayaran.
Sebelumnya, pada Minggu, 10 November 2024, BMKG juga mengingatkan warga mewaspadai dampak tidak langsung siklon tropis Toraji di Laut Filipina atau sekitar 1.317 kilometer sebelah utara Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe.