BERITA terhangat saat ini adalah hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024, di mana Donald Trump kembali memenangkan kursi presiden, mengalahkan Joe Biden. Kemenangan Trump membawa perubahan besar di dalam dan luar negeri, termasuk spekulasi tentang kebijakan luar negeri yang lebih keras terhadap Iran dan Ukraina, serta upaya “Trump-proofing” dari negara bagian yang dikuasai Demokrat.
Selain itu, pelantikan Trump diperkirakan akan membawa perubahan di Pentagon dan berbagai agenda konservatif lainnya.
Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS 2024 memicu reaksi dari berbagai pihak, terutama negara-negara bagian yang dikuasai Demokrat seperti California, yang mulai merancang langkah-langkah hukum untuk mengantisipasi kebijakan konservatif Trump.
Dalam kebijakan luar negeri, Trump diperkirakan akan mengambil langkah tegas, terutama terhadap Iran, setelah ada laporan tentang ancaman pembunuhan yang diarahkan kepadanya. Perubahan ini menimbulkan ketegangan di internal AS dan ketidakpastian di komunitas internasional, terutama terkait peran AS di Ukraina dan aliansi NATO.
Selain implikasi politik dan kebijakan luar negeri, kemenangan Donald Trump juga memengaruhi berbagai isu dalam negeri AS, seperti kebijakan imigrasi, perdagangan, dan kebebasan berpendapat. Beberapa pejabat militer dan politisi mulai merancang strategi baru untuk merespons kebijakan yang mungkin lebih konservatif.
Di California, Gubernur Gavin Newsom menggalang dukungan legislasi untuk melindungi hak-hak warga yang kemungkinan terancam oleh administrasi baru. Di tengah ketegangan ini, Trump diperkirakan akan memperbarui pendekatan terhadap hubungan internasional dan aliansi global, membawa perubahan signifikan di AS dan dunia.
Efek kemenangan Trump di Pilpres AS 2024 terus bergulir, memicu perdebatan seputar kebijakan ekonomi, lingkungan, dan sosial. Di sektor ekonomi, Trump diharapkan menyoroti proteksionisme yang lebih kuat untuk mendukung industri dalam negeri, yang dapat berdampak pada hubungan dagang global.
Di bidang lingkungan, banyak pihak khawatir akan berkurangnya komitmen AS terhadap perubahan iklim, karena Trump sebelumnya menarik AS dari perjanjian iklim internasional. Perubahan ini menimbulkan tantangan bagi negara-negara bagian progresif dan komunitas internasional yang berharap mempertahankan langkah-langkah keberlanjutan.
Selain itu, topik-topik sosial seperti kebijakan imigrasi dan kebebasan berekspresi menjadi sorotan di tengah kekhawatiran bahwa administrasi Trump akan menerapkan aturan yang lebih ketat. Partai Demokrat diprediksi akan memperkuat oposisi terhadap kebijakan-kebijakan ini, terutama di negara bagian dengan mayoritas Demokrat. Di tingkat global, pemimpin-pemimpin dunia mengantisipasi pendekatan berbeda AS terhadap hubungan diplomatik, terutama dengan sekutu NATO dan negara-negara Timur Tengah.
Dinamika politik yang semakin memanas ini diperkirakan akan membawa perubahan signifikan dalam kebijakan domestik dan internasional, memicu reaksi dari komunitas internasional, serta menimbulkan dampak besar pada arah politik dan ekonomi global.
Penulis:
Maulana Ramdani
Mahasiswa Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.