TANGSELXPRESS – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menekankan pentingnya peran guru honorer dalam sistem pendidikan Indonesia. Beliau menyatakan bahwa pemerintah tidak berencana untuk meniadakan posisi guru honorer, mengingat peran mereka dalam mengatasi masalah distribusi dan ketersediaan guru di wilayah-wilayah tertentu dan pada mata pelajaran spesifik yang kekurangan tenaga pengajar.
“Kita belum ada rencana untuk meniadakan guru honorer,” kata Abdul Mu’ti seperti dikutip dari beritasatu.com di Gedung Balai Guru Penggerak Provinsi Sumatera Selatan, Palembang, Jumat (1/11/2024).
“Secara nasional, sebenarnya jumlah guru kita ini sudah cukup. Problem kita adalah distribusi guru,” sambungnya.
Bahkan, dirinya tidak menutup kemungkinan untuk merekrut lebih banyak guru honorer sebagai pengajar di mata pelajaran tertentu yang masih membutuhkan tenaga pendidik.
“Mungkin juga kalau misalnya budget memungkinkan, kita lakukan rekrutmen guru pada bidang studi tertentu,” imbuhnya.
Untuk meningkatkan kualitas guru, Mendikdasmen merencanakan tiga langkah utama:
- Sertifikasi Guru – Pemerintah berencana memberikan beasiswa bagi guru yang belum memiliki gelar akademik D-4 atau S-1.
- Peningkatan Kompetensi – Guru harus menguasai kompetensi akademik, pedagogik, sosial, dan moral.
- Peningkatan Kesejahteraan Guru – Mutu pendidikan berkaitan erat dengan kesejahteraan para pengajar.
Selain itu, sebagai bagian dari visi Presiden Prabowo Subianto, pemerintah merencanakan wajib belajar selama 13 tahun untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul.
“Memang sekarang kan kita berusaha untuk meningkatkan layanan pendidikan untuk semua dan pemberlakuan nanti wajib belajar 13 tahun,” tambahnya.