TANGSELXPRESS – Kesehatan tubuh sangat dipengaruhi oleh asupan yang kita konsumsi, termasuk minuman. Kandungan atau zat-zat yang terdapat dalam minuman tertentu bisa membuat organ tubuh bereaksi. Anda perlu tahu, bahwa ada beberapa minuman yang merusak usus dan harus dihindari.
Usus berperan penting dalam sistem pencernaan karena bekerja untuk penyerapan nutrisi dan berperan sebagai pencernaan utama.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kesehatan usus dengan cara selektif dalam mengonsumsi minuman.
Agar usus tidak mudah terganggu, setiap orang disarankan untuk mengonsumsi minuman yang baik. Batasi dan hindari mengonsumsi minuman yang merusak usus demi menjaga kesehatan pencernaan.
Beberapa minuman tertentu bisa mengganggu fungsi usus dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti peradangan, iritasi, infeksi dan gangguan pencernaan lainnya.
Berikut ini beberapa jenis minuman yang sebaiknya dihindari atau dikurangi karena dapat merusak usus.
- Minuman bersoda
Minuman bersoda atau soft drink merupakan sjenis minuman yang paling berbahaya bagi kesehatan usus.
Soda mengandung gula dengan kadar tinggi, serta bahan tambahan seperti asam fosfat dan karbonasi yang bisa merusak lapisan dinding usus.
Asam yang ada dalam minuman bersoda dapat mengiritasi lapisan perut dan usus. Jika dibiarkan terus-menerus, kondisi ini bisa menyebabkan masalah seperti refluks asam, gastritis, hingga memperburuk kondisi irritable bowel syndrome (IBS).
Selain itu, kandungan gula yang tinggi juga dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di dalam usus.
- Alkohol
Konsumsi alkohol berlebihan tidak hanya berbahaya bagi hati, tetapi juga dapat merusak usus. Alkohol dapat menyebabkan peradangan pada dinding usus, mengurangi jumlah bakteri baik, dan meningkatkan risiko sindrom usus bocor (leaky gut syndrome).
Kondisi tersebut terjadi ketika lapisan usus rusak. Padahal lapisan usus ini berperan untuk menjaga agar zat-zat berbahaya tidak masuk ke aliran darah. Apabila lapisan usus rusak, racun dan partikel makanan dapat bocor yang memicu berbagai masalah kesehatan seperti peradangan kronis.
- Kopi berlebihan
Meskipun kopi memiliki manfaat untuk kesehatan, namun konsumsi kopi berlebihan dapat berdampak negatif pada usus.
Kandungan kafein dalam kopi dapat meningkatkan produksi asam lambung yang dapat mengiritasi lapisan perut dan usus.
Pada beberapa orang, kafein juga dapat mempercepat pergerakan usus yang mengakibatkan diare. Selain itu, kopi yang diminum dalam jumlah banyak dapat meningkatkan risiko refluks asam dan memperburuk gejala bagi mereka yang memiliki masalah pencernaan seperti GERD.
- Minuman berenergi
Minuman berenergi seringkali dikonsumsi untuk meningkatkan stamina. Faktanya, minuman ini juga mengandung banyak kafein, gula, dan bahan tambahan lainnya yang bisa merusak kesehatan usus.
Sama seperti soda dan alkohol, kandungan gula tinggi dalam minuman berenergi dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota usus.
Selain itu, kafein dan bahan stimulan lainnya dapat memicu peradangan dan iritasi pada dinding usus, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.
- Susu tinggi lemak
Bagi sebagian orang, konsumsi susu terutama yang berlemak tinggi bisa menyebabkan gangguan pada usus.
Kondisi ini biasanya dialami oleh mereka yang intoleran terhadap laktosa. Laktosa adalah gula yang terdapat dalam susu dan produk susu.
Bagi orang-orang yang intoleran terhadap laktosa, kandungan ini tidak bisa dicerna dengan baik. Kondisi ini akan menyebabkan gejala seperti kembung, diare, dan sakit perut.
Selain itu, lemak tinggi dalam susu dapat memperlambat proses pencernaan dan memicu ketidaknyamanan pada usus.
- Minuman dengan pemanis buatan
Minuman diet menggunakan pemanis buatan seperti aspartam, sucralose, atau sorbitol seringkali dipasarkan sebagai alternatif sehat untuk minuman manis biasa.
Namun pemanis buatan ini dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan, termasuk permasalahan perut kembung, gas, dan diare.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam usus dan menyebabkan peradangan. (Klik Dokter)