TANGSELXPRESS – Pola asuh helicopter parenting sering diartikan sebagai pengasuhan yang terlalu melindungi anak (overprotective). Kerap kali dilakukan oleh orangtua yang terlalu khawatir risiko dan bahaya yang akan dialami oleh sang anak.
Dari beberapa orangtua, pola asuh terlalu berlebihan dalam melindungi anak, adalah hal yang dilakukannya demi kebaikan anak, namun ternyata ini bisa berdampak buruk bagi sang anak.
Dampak dari orangtua yang kelewat overprotective salah satunya membuat anak menjadi manja, kurang berani, tidak percaya diri dan mudah menyerah ketika mendapatkan masalah.
Dikutip dari Journal of Child and Family Studies, pola asuh ini dikenal juga dengan istilah helicopter parenting.
Ketika ada suatu kesulitan yang akan mungkin menimpa anak, para orangtua ini akan merasa cemas secara berlebihan. Bahkan, ada beberapa diantaranya yang membatasi pergaulan anak mereka secara ketat.
Menurut Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga Rosdiana Setyaningrum menjelaskan, orangtua bisa mengajari anak dengan cara mengajarkan kemandirian, mengajarkan sebab-akibat, memiliki pencapaian agar anak lebih percaya diri serta menghindari hal-hal buruk yang akan terjadi.
Pada dasarnya, melindungi anak merupakan hal yang baik. Namun, bila melindungi secara berlebihan akan mengakibatkan dampak buruk bagi anak.
Mengutip dari jurnal yang diterbitkan oleh Cambridge University Press, anak yang dibesarkan oleh orangtua dengan pola asuh helicopter parenting akan tumbuh menjadi pribadi yang berkecil hati, takut mengambil risiko, dan tidak punya inisiatif.
Alih-alih bertujuan untuk kebaikan, helicopter parenting justru lebih banyak memberikan dampak negatif, seperti di bawah ini:
- Tidak percaya diri dan tidak mandiri
Karena terus-menerus diawasi dan dilindungi, anak-anak jadi tidak memiliki kesempatan untuk membuktikan kepada diri sendiri bahwa mereka dapat melakukan sesuatu hal yang besar.
- Mudah cemas dan depresi
Ketika orangtua terus-menerus takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada anak, orangtua otomatis akan selalu menawarkan perlindungan, nasihat, dan pendapat mereka dalam setiap kesempatan.
Hal ini tentu membuat anak mudah cemas dan depresi ketika dihadapkan oleh sesuatu yang sulit dan harus ditangani oleh dirinya sendiri.
- Pemalu dan sering ragu-ragu
Orangtua yang selalu melindungi anaknya akan menumbuhkan asumsi dalam diri anak bahwa di luar sana memang banyak kejahatan.
Hal ini akan menumbuhkan sifat ragu dan pemalu dalam dirinya, sehingga ia akan merasa ragu-ragu setiap kali akan membuat keputusan.
- Bergantung pada orang lain
Dampak negatif lain dari pola asuh orangtua yang terlalu protektif membuat anak menjadi bergantung dengan orang lain dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
Anak pun tidak memiliki kesempatan untuk menemukan solusi sebagai jalan keluar dan pada akhirnya selalu mengandalkan orangtuanya.
- Suka berbohong
Orangtua yang protektif cenderung mengekang kebebasan anak sehingga anak yang merasa terkekang berpotensi untuk selalu berbohong dan takut untuk berkata jujur.
(halo doc, Journal of Child and Family Studies)