TANGSELXPRESS – Kabar gembira untuk penggemar novel Kafilah Ababil. Novel karya penulis asal Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Almarhum Atho Al Rahman itu saat ini sudah bisa dibaca di Perpustakaan Kota Tangsel dan Perpus SMAN 3 Kota Tangsel.
Di Perpustakaan Kota Tangsel, ada sekitar 100 novel yang bisa dibaca. Sedangkan di Perpus SMAN 3 berjumlah 40 novel.
“Novel ini sengaja kami persembahkan untuk para pecinta novel religi anak-anak di kota Tangsel. Nantinya, novel-novel ini akan kami bagikan ke sejumlah sekolah lainnya. Untuk yang ingin mendapatkan novel ini, bisa juga datang ke kantor redaksi Tangselxpress.com di Vila Dago,” kata Etty Said Alkadrie, istri almarhum Atho Al Rahman saat menyerahkan novel Kafilah Ababil di Dinas Perpustakaan Kota Tangsel.
Acara penyerahan dilakukan oleh Etty Said Alkadrie yang juga Pimred sekaligus Direktur Tangselxpress.com kepada Kabid Pengolahan Layanan dan Pelestarian Bahan Perpustakaan Dinas Perpustakaan Kota Tangsel Sadiyah dan Jabatan Fungsional Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Perpustakaan Kota Tangsel Yuli Puspitasari.
Sedangkan penyerahan novel di SMAN 3 Kota Tangsel diterima langsung oleh Kepala Sekolah Aan Sri Analiah dan sejumlah guru.
“Kami sangat berterima kasih atas sumbangan novelnya. Apalagi ini adalah novel yang sangat inspiratif yang tentunya sangat bagus untuk dibaca anak-anak pelajar di SMAN 3,” kata Aan.
Etty mengaku, keberadaan novel trilogi penyemangat jiwa di SMAN 3 Kota Tangsel menjadi pelengkap kebahagiaan keluarganya. Ini mengingat dua putri penulis novel best seller itu, yaitu Aghnia Septya Ruhama Rahman dan Annisa Septya Fariha Rahman juga bersekolah di SMA tersebut.
“Tentu ini menjadi kebanggaan bagi anak-anak ya, karena novel papinya ada di perpus sekolah ini,” kata Etty.
Kabar baiknya, novel Kafilah Ababil ini rencananya akan diangkat menjadi film layar lebar. Sebuah rumah produksi disebut sudah tertarik dengan isi cerita novel tersebut. “Insya Allah novel ini segera bisa dinikmati di bioskop. Doakan semuanya berjalan lancar,” kata Etty.
Novel Kafilah Ababil “The Power of Children” ini mengisahkan kekuatan enam anak dalam mengarungi masanya. Enam anak itu membuat nama grup sendiri sebagai KAFILAH ABABIL setelah seorang kiai atau yang disebut Pak Kiai mengutus mereka menjadi peserta lomba MTQ.
ABABIL sendiri kepanjangan dari nama-nama mereka, yaitu Asep, Badru, Abdur, Basit, Ilham, dan Lukman yang secara spontan dibuat. Tak ada pilihan ketika itu memilih mereka menjadi peserta MTQ tingkat kecamatan setelah Pak Kuwu (Kepala Desa) mendesak Pak Kiai mengirimkan kafilahnya dalam waktu satu hari saja.
Berkat ketekunan di tengah problematika yang muncul, Kafilah Ababil mampu memberikan kemenangan meski bukan sebagai juara umum.
“Kafilah Ababil adalah potret kehidupan anak-anak dalam membangun kebersamaan, komitmen, suka duka, dan konsisten dalam keseharian mereka. Rumah kedua mereka adalah Musala Darussalam, setiap malam tidur dan belajar di Rumah Allah itu,” terang Etty.
“Mereka bukan santri murni seperti pondok pesantren dengan segala peraturannya. Mereka juga bukan santri kalong, karena mereka setiap malam merangkai mimpi di Musala Darussalam. Tapi mereka penuh komitmen untuk meraih masa depan mereka. Ini novel yang sangat bagus,” urai Etty.