TANGSELXPRESS – Laporan terbaru menunjukkan jumlah korban tewas akibat Topan Yagi di Vietnam terus meningkat, dengan total mencapai 233 orang hingga Jumat (13/9/2024).
Dikutip dari Associated Press, banjir dari Sungai Merah yang meluap di ibu kota Hanoi mulai surut, tetapi banyak wilayah masih terendam dan sulit dijangkau. Pencarian dan penyelamatan di daerah yang terkena longsor dan banjir bandang menghadapi tantangan besar karena kerusakan infrastruktur yang parah.
Topan Yagi, yang menghantam daratan pada 7 September 2024, menyebabkan hujan lebat, banjir bandang, dan tanah longsor yang mempengaruhi beberapa provinsi di Vietnam. Provinsi Lao Cai adalah salah satu daerah yang paling terdampak, dengan banyak korban jiwa dan orang hilang.
Di permukiman Lang Nu, delapan warga selamat ditemukan, sementara 48 orang ditemukan tewas dan 39 orang masih dinyatakan hilang. Kerusakan jalan membuat akses ke Lang Nu sangat sulit.
Di Provinsi Cao Bang, 21 jenazah ditemukan pada 13 September. Para ahli memperkirakan kekuatan Topan Yagi meningkat akibat perubahan iklim yang memperparah dampaknya. Banjir dan tanah longsor juga melanda negara-negara tetangga di Asia Tenggara seperti Thailand, Laos, dan Myanmar. Thailand melaporkan 10 korban tewas, Myanmar melaporkan setidaknya 33 korban tewas, dan ribuan orang terpaksa mengungsi.
Dilansir beritasatu.com, bantuan internasional mulai mengalir untuk mendukung upaya pemulihan. Australia mengirimkan bantuan kemanusiaan senilai US$ 2 juta, Korea Selatan juga memberikan bantuan sebesar US$ 2 juta, dan Amerika Serikat mengalokasikan US$ 1 juta melalui USAID.
USAID terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan otoritas lokal untuk memastikan bantuan sampai ke mereka yang membutuhkan.