TANGSELXPRESS – Pembangunan infrastruktur di Indonesia, khususnya di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, memang mengalami perkembangan yang pesat, dengan LRT (light rapid transit) Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi) menjadi salah satu pencapaian signifikan. Proyek ini tidak hanya mencerminkan kemajuan teknologi tetapi juga komitmen terhadap pemanfaatan komponen dalam negeri.
LRT Jabodebek adalah contoh nyata dari inovasi dalam transportasi publik. Dengan teknologi canggih seperti sistem Communication Based Train Control (CBTC) dan Grade of Automation (GoA) level tiga, LRT Jabodebek mampu beroperasi secara otomatis tanpa masinis. Ini merupakan langkah besar dalam meningkatkan efisiensi dan mengurangi kemacetan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Dikutip dari beritasatu.com, teknologi CBTC yang diterapkan memungkinkan pengoperasian kereta secara otomatis, dengan jadwal yang dipantau dan diatur dari pusat kendali operasi (Operation Control Center atau OCC). Hal ini meningkatkan keakuratan jadwal dan mengurangi kemungkinan kesalahan manusia. Dalam kasus gangguan atau ketidaksesuaian, operator di OCC akan melakukan intervensi sesuai kebutuhan.
Selain itu, perlindungan tambahan seperti Automatic Train Protection (ATP) dan Interlocking and Zone Controller memastikan keselamatan operasional. ATP membantu menghindari kecepatan berlebih dan memastikan pengereman yang efektif, sementara Interlocking and Zone Controller menjamin tidak terjadinya kesalahan dalam pembentukan rute dan pengaturan kontrol.
Dengan adanya Train Attendant di dalam kereta, penumpang juga tetap mendapatkan pelayanan dan penanganan darurat jika diperlukan. Ini menunjukkan bahwa meskipun sistemnya otomatis, keselamatan dan kenyamanan penumpang tetap menjadi prioritas utama.
LRT Jabodebek, sebagai bagian dari upaya besar dalam memodernisasi transportasi publik di Indonesia, berkontribusi besar dalam upaya mengatasi kemacetan serta memberikan solusi transportasi yang efisien dan modern untuk masyarakat.