TANGSELXPRESS – Donald Trump baru-baru ini mengumumkan rencana yang cukup menarik jika terpilih kembali sebagai Presiden AS. Trump mengaku jika dirinya akan menunjuk Elon Musk untuk memimpin komite audit pemerintah. Trump menganggap langkah ini penting untuk mencegah pemborosan triliunan dolar dalam pengeluaran yang dianggap sia-sia.
Pengumuman ini disampaikan pada Kamis, 5 September 2024, saat Trump berbicara dengan para eksekutif bisnis di New York. Menurut Trump, Elon Musk akan memimpin komite pengawasan efektivitas pemerintahan yang dirancang untuk mengawasi proses audit keuangan dan kinerja pemerintah federal. Ini adalah kali pertama Trump menyetujui gagasan Musk untuk membentuk komite ini.
Trump mengklaim bahwa komite tersebut akan memiliki waktu enam bulan untuk merancang strategi yang bertujuan menghilangkan penipuan dan pembayaran palsu, yang menurutnya dapat menghemat triliunan dolar. Musk sendiri telah menyatakan keinginan untuk mengabdi tanpa gaji atau pengakuan jika diberi kesempatan, seperti yang ditulisnya di X (sebelumnya Twitter).
“Saya berharap dapat mengabdi kepada Amerika jika diberi kesempatan. Tanpa gaji, tanpa gelar, tanpa pengakuan,” tulis Musk di X.
Namun, langkah ini juga menuai kritik. Bharat Ramamurti, mantan pejabat ekonomi Presiden Joe Biden, menilai bahwa inisiatif Trump ini kemungkinan besar akan berdampak pada pemotongan jaminan sosial, asuransi Medicare, dan tunjangan untuk veteran. Ramamurti juga menuduh Trump berfokus pada pemotongan pajak bagi orang kaya dan mengalihkan lebih banyak dana untuk kepentingan orang-orang kaya, sementara mengurangi bantuan untuk orang lain.
Trump juga berjanji akan melakukan pemotongan pajak besar-besaran, menjadikan AS sebagai pusat mata uang kripto, dan mencabut Undang-Undang Pengurangan Inflasi dari pemerintahan Biden, yang bertujuan mengurangi biaya energi, kebersihan, obat-obatan, dan memberantas penipuan pajak.
Elon Musk, yang telah mendukung Trump secara terbuka sejak upaya pembunuhan gagal terhadap mantan presiden pada Juli lalu, juga mengonfirmasi telah menyumbangkan dana untuk kampanye Trump. Meskipun demikian, jumlah sumbangan tersebut jauh di bawah angka US$ 45 juta per bulan yang sempat dilaporkan.
Musk sebelumnya menyerahkan posisinya dari dua dewan bisnis Gedung Putih pada 2017 setelah keputusan Washington untuk menarik diri dari perjanjian iklim Paris. Dia juga disebut mendukung Joe Biden pada pemilihan presiden 2020.