TANGSELXPRESS – Menkominfo Budi Arie meminta agar rencana penayangan azan Magrib dalam bentuk running text tidak dipermasalahkan seiring dengan jadwal misa kudus yang akan dipimpin oleh Paus Fransiskus di Gelora Bung Karno pada 5 September 2024.
“Jangan dipolemikin dong, jangan. Kan (arahannya) mengimbau,” kata Budi seperti dikutip dari beritastu.com seusai mengikuti pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Paus Fransiskus di Istana Negara, Rabu (3/9/2024).
Berikut adalah beberapa poin penting terkait pernyataan dan imbauan ini:
1. Imbauan Kemenag: Imbauan ini berasal dari Kementerian Agama, dengan tujuan untuk mengakomodasi penayangan misa akbar secara langsung di televisi nasional, tanpa mengabaikan penayangan azan Magrib.
“Itu permintaan Kemenag, terserah media,” imbuh Budi.
2. Kebijakan Televisi: Menkominfo menegaskan bahwa pemberlakuan imbauan tersebut bersifat opsional bagi stasiun televisi. Media diharapkan dapat menyesuaikan jadwal siarannya sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan masing-masing.
3. Reaksi Publik: Menkominfo mengimbau agar isu ini tidak menjadi polemik. Tujuan dari imbauan tersebut adalah untuk memastikan bahwa kedua kepentingan, yaitu penayangan misa dan adzan Magrib, dapat diakomodasi dengan baik.
4. Penyesuaian Jadwal: Jika jam penayangan misa dan azan Magrib berbenturan, televisi diimbau untuk menampilkan azan dalam bentuk running text. Hal ini diharapkan dapat memudahkan umat Islam untuk tetap mengikuti adzan Magrib sambil menyaksikan acara misa.
5. Tujuan Imbauan: Imbauan ini bertujuan untuk menghormati keberagaman dan memastikan bahwa semua pihak dapat menjalankan ibadah dan acara mereka dengan lancar.
Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap agar penyiaran acara besar seperti misa akbar dan adzan Magrib dapat diatur sedemikian rupa untuk memenuhi kepentingan semua pihak tanpa menimbulkan konflik.