TANGSELXPRESS – Analis komunikasi politik Hendri Satrio, menegaskan bahwa Pilgub Jakarta 2024 tetap akan seru meskipun Anies Baswedan tidak ikut ambil bagian secara langsung. Menurut pria yang akrab disapa Hensat itu, persaingan antara pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno akan menghadirkan dinamika yang menarik.
Hensat mengungkapkan bahwa PDI Perjuangan (PDIP) tetap menjaga keseruan Pilgub dengan mencalonkan Pramono Anung dan Rano Karno. Ia menilai PDIP berani mencalonkan kadernya sendiri meskipun sebelumnya kemungkinan kemenangan lebih besar jika Anies Baswedan yang maju.
“PDIP walau tanpa berkoalisi dengan partai lain, mereka memiliki sosok Rano Karno yang dikenal sebagai anak Betawi asli melalui perannya sebagai Si Doel. Sedangkan Pramono Anung dikenal sebagai politisi yang bisa diterima oleh pihak mana pun termasuk oleh Jokowi, Prabowo, maupun partai politik lainnya,” jelas Hensat seperti dikutip dari beritasatu.com, Kamis (29/8/2024).
Di sisi lain, pasangan Ridwan Kamil-Suswono yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus juga memiliki keunikan tersendiri. Ridwan Kamil, dengan latar belakang arsitek dan pengalaman sebagai wali kota Bandung serta gubernur Jawa Barat, diharapkan dapat membawa ide dan inovasi baru, khususnya dalam bidang tata kota Jakarta.
“RK juga mempunyai modal yang tinggi khususnya pada pemilih dari kalangan menengah atas, sehingga cukup banyak yang menantikan inovasi apa yang akan dia hadirkan untuk terus membenahi Jakarta,” imbuhnya.
Suswono, meskipun kurang dikenal dibandingkan Ridwan Kamil dan Rano Karno, dianggap sebagai representasi mesin partai PKS yang militan. “Suswono ini adalah representasi mesin PKS yang dikenal bisa diandalkan, dan ini yang akan menjadi andalan KIM Plus di Pilgub Jakarta,” tambah Hensat.
Hensat juga menyoroti militansi pendukung dari kedua kubu yang menjadi faktor penting dalam keseruan Pilgub. PDIP dan PKS, sebagai pemenang di Jakarta sejak 2004, memiliki basis massa yang kuat. “Dua partai ini memiliki mesin partai yang sama-sama militan. PKS menang di 2004, 2009, dan 2014, sementara PDIP di 2014 dan 2019,” ungkapnya.
Selain itu, Hensat mencatat bahwa media sosial turut meramaikan Pilgub Jakarta dengan membongkar unggahan lama para kandidat, termasuk cuitan Ridwan Kamil dan Pramono Anung yang menjadi viral.
“Yang menarik adalah tweet lama dari kedua calon yang kini dibongkar oleh netizen dan menjadi viral, karena kalimatnya cukup kontroversial,” tandasnya.
Dia berharap Pilgub Jakarta 2024 dapat berlangsung dalam suasana yang sejuk dan damai tanpa isu sektarian. “Dengan pertarungan yang menarik ini tentu harapannya adalah tidak ada lagi isu sektarian yang berseliweran yang dapat mengganggu proses pelaksanaan Pigub Jakarta tahun ini, karena saya rasa masyarakat Jakarta saat ini sudah sangat cerdas dan terbuka,” pungkasnya menambahkan.