TANGSELXPRESS – Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kota Tangsel mengadakan acara Peragaan Manasik Haji untuk anak-anak RA se-Kota Tangsel di Al Mahmudah Training Center (AMTC) Lubana Sengkol, Setu, Tangsel, Kamis (22/8).
Kegiatan tersebut dibuka oleh Kasubbag TU Kemenag Tangsel, Asep Azis Nasser; Kasi Penmad Ade Sihabuddin beserta staf Penmad, Nurjanah dan Nurul Husna; Ketua Pokjawas Abdul Rozak; pengawas RA Asep Ahmad Zenal Aripin; Ketua IGRA Tangsel Aat Muslihat; pengurus IGRA Kabupaten dan Kota Tangerang, IGTK Tangsel, HIMPAUDI Tangsel, GOPTKI, dan Forum PAUD juga hadir di acara tersebut.
Acara tersebut dihadiri 3.500 anak-anak RA dari kelompok B dan perwakilan wali murid dari kelompok B se- Kota Tangsel, meskipun panas yang disebabkan terik matahari, anak-anak tersebut tampak semangat dan riang mengikuti seluruh rangkaian peragaan manasik haji.
Dalam keterangannya, Asep Aziz menyambut gembira diadakannya kegiatan tersebut dan mengatakan bahwa peragaan manasik haji bagi anak-anak RA sangat penting untuk memperkenalkan agama Islam, terutama dalam praktek ibadah haji.
“Kegiatan ini tentunya sangat penting dalam rangka mengenalkan ibadah haji semenjak usia dini. Diharapkan anak-anak sudah mengenal hal-hal yang berkaitan dengan ibadah haji seperti ihram, bacaan talbiyah, thawaf, sa’i, wukuf, dan melontar jumrah,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan tersebut dapat dijadikan tradisi untuk menanamkan keyakinan dan kecintaan terhadap ajaran agama. “Kegiatan peragaan manasik haji ini sangat positif, karena akan membekas di hati dan dalam ingatan anak-anak didik,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua IGRA Tangsel, Aat Muslihat menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk menanamkan sikap religius pada diri anak, sekaligus mengenalkan rukun Islam yang kelima yaitu menjalankan ibadah haji.
“Kami berharap melalui kegiatan ini anak-anak belajar prosesi ibadah haji, sehingga mereka memiliki kesadaran sejak dini bahwa ibadah haji merupakan kebutuhan hidupnya, yang pada saatnya mereka dapat melaksanakan ibadah haji setelah mereka dewasa,” jelasnya.
Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak-anak sejak lahir sampai usia 6 tahun. “Pendidikan di usia tersebut dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar mereka memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut,” tuturnya.
Peragaan manasik haji dibagi menjadi beberapa kloter dan rombongan, sehingga tidak terlalu berdesakan. Dilakukan di lingkungan yang kondusif dan dipandu serta dijelaskan oleh muthawwif di masing-masing tempat, sehingga akan terekam dalam memori anak-anak dalam jangka waktu yang cukup lama.
“Anak-anak kita adalah harapan orang tua, generasi dan asset bangsa yang harus kita jaga. Semoga dengan manasik haji ini dapat memberikan pendidikan awal menuju generasi yang Islami di masa depan,” terangnya.
Anak-anak usia 4-6 tahun tampak sangat antusias ketika mengikuti peragaan Manasik Haji ini. Mereka mengucapkan talbiyah dan celoteh riang saat memperagakan thawaf mengelilingi miniatur Ka’bah, sa’i, wukuf di Arafah, Mabit di Mina, dan melempar jumroh.
Dengan berpakaian ihram serba putih, seperti layaknya pelaksanaan ibadah haji sesungguhnya, mereka tampak semangat saat mengikuti prosesi peragaan manasik haji yang didampingi oleh guru mereka masing-masing. (arga)