TANGSELXPRESS – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah mengeluarkan biaya hingga Rp3,750 miliar untuk memberi bantuan pembiayaan ke mahasiswa yang sudah memasuki tahap akhir perkuliahan.
Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie menjelaskan bahwa bantuan tersebut merupakan program “1.000 sarjana” yang diberikan untuk membantu mahasiswa yang berjuang di tahap akhir studi mereka.
Bantuan ini diberikan karena adanya keprihatinan terhadap fenomena mahasiswa yang terjerat pinjaman online (pinjol) untuk menyelesaikan biaya kuliah mereka.
“Jadi saya baca di medsos, di berita-berita mahasiswa di luar Tangsel banyak yang terjerat pinjaman online untuk melunasi uang-uang kuliahnya. Dari situ terus kemudian saya terbesit kenapa tidak Pemkot menggelontorkan sejumlah anggaran untuk membantu teman-teman mahasiswa, khususnya yang ada pada tugas akhir, dan akhirnya lahirlah program 1.000 sarjana ini,” ujar Benyamin saat menyerahkan bantuan secara simbolis di Graha Widya Bakti Puspiptek, Rabu (7/8).
Menurut Benyamin, tidak ada syarat khusus untuk mendapatkan bantuan ini, hanya harus memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Tangsel saja.
“Bantuan ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang telah mencapai semester akhir dalam pembuatan tugas akhir, kira-kira semester 8. Universitas tempat pendaftar kuliah tidak harus di Tangsel,” terangnya.
Benyamin menegaskan bahwa bantuan ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan angka durasi sekolah di wilayahnya.
Sementara angka rata-rata durasi sekolah di daerah tersebut adalah 11,8 tahun, menurutnya, dengan adanya program ini, ia berharap bahwa rata-rata durasi sekolah dapat naik menjadi 14 tahun untuk setidaknya mencapai tingkat D2 atau S1.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel, Deden Deni mengatakan program ini sudah berjalan sejak tahun lalu, dan saat ini sedang dalam tahap kedua.
“Dalam tahun lalu, 140 mahasiswa telah menerima bantuan, sementara pada tahun ini, 466 mahasiswa telah menerima bantuan. Totalnya mencapai lebih dari 600 mahasiswa. Dan sisanya akan diberikan tahun depan, hingga mencapai 1.000 sarjana sampai tahun 2025 sesuai dengan target RPJMD,” tuturnya.
Meskipun tidak ada persyaratan khusus, program ini tetap diberikan secara prioritas kepada mahasiswa yang kurang mampu dan berprestasi.
Anggaran total yang telah dialokasikan hingga saat ini mencapai Rp3,750 miliar, dan masing-masing penerima bantuan diberikan sebesar Rp7,5 juta.
“Yang penting KTP Tangsel, kuliahnya di mana aja silahkan. Bantuan ini nanti langsung ditransfer langsung kepada penerima, dan mereka memberi kuasa kepada pihak kampus. Jadi yang bisa melakukan transaksi adalah pihak kampus. Karena kalau uang di tangan, khawatirnya nanti dipergunakan bukan untuk perkuliahan,” tandasnya.