TANGSELXPRESS – Milisi Houthi di Yaman siap membantu Iran untuk melakukan serangan balasan menyusul tewasnya pemimpin Hamas yakni Ismail Haniyeh di kediamannya di Teheran atas serangan udara yang dilakukan Israel pada Rabu (31/7/2024).
Pemimpin dewan tertinggi milisi Houthi Mahdi Al-Mashat menegaskan kembali dukungannya terhadap Iran, Hamas, dan kelompok-kelompok lain yang didukung Iran di wilayah tersebut. Ia juga mengumumkan masa berkabung tiga hari dan penurunan bendera setengah tiang setelah tewasnya Haniyeh hanya beberapa jam setelah menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran.
Kantor berita resmi Houthi melaporkan, Al-Mashat menegaskan kembali dukungan Yaman yang tak tergoyahkan terhadap Hamas dan poros perlawanan. Ia menekankan bahwa zionis dan Amerika harus bertanggung jawab atas konflik yang meningkat dan pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pemimpin perlawanan.
Sejak November 2023, Houthi telah menargetkan kapal-kapal di jalur pelayaran internasional di Laut Merah dan perairan lain di lepas pantai Yaman dengan rudal, pesawat tak berawak bersenjata, dan kapal-kapal tanpa awak. Mereka mengatakan bahwa melakukan hal itu untuk mendukung rakyat Palestina, dalam upaya untuk memaksa Israel menghentikan operasi militernya di Jalur Gaza.
Serangan Houthi juga telah meluas menjadi serangan langsung ke Israel. Pada 19 Juli 2024, sebuah pesawat tanpa awak bermuatan bahan peledak yang diluncurkan oleh milisi tersebut menghantam daerah permukiman di Tel Aviv, menewaskan satu orang dan melukai sedikitnya 10 orang. Pihak berwenang Israel menanggapi dengan menyerang pelabuhan laut dan fasilitas penyimpanan minyak di kota Hodeidah, Yaman yang dikuasai Houthi, menewaskan enam orang dan melukai sedikitnya 80 orang.
Ismail Haniyeh Tewas di Iran, Muhammadiyah Yakin Bakal Lahir Pemimpin Baru untuk Kemerdekaan Palestina
Dalam sebuah pesan yang diunggah di jaringan media sosial X, pemimpin Houthi Mohammed Al-Houthi mengutuk pembunuhan pemimpin politik Hamas sebagai kejahatan teroris yang keji dan pelanggaran hukum.
Israel belum mengeklaim bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Namun, para ahli Yaman percaya bahwa dengan menargetkan Haniyeh jauh di dalam wilayah Iran, otoritas Israel bermaksud mengirim pesan kepada Teheran dan proksinya bahwa mereka dapat membunuh para pemimpin perlawanan jika mereka terus menyerang Israel.
Sumber: beritasatu.com