TANGSELXPRESS – Menurut psikolog klinis berlisensi, Randy Simon, Ph.D, jika Anda bekerja selama 40-50 jam per minggu, artinya Anda sudah menghabiskan waktu lebih dari cukup untuk merampungkan pekerjaan Anda,
Namun, jangan terkecoh oleh jam kerja yang dihitung secara angka kalkulasi. Apalagi jika Anda work from home, di mana batasan antara bekerja dan istirahat sulit dibedakan. Hal ini bisa menyebabkan Anda bekerja terlalu lelah tanpa mengingat batas waktu.
Selain jam kerja, faktor lain yang menyebabkan kelelahan bekerja adalah lamanya waktu di perjalanan, tanggung jawab di luar pekerjaan, lingkungan kerja, penghargaan, dan kepuasan kerja.
Maka kenali tujuh risiko buruk berikut ini, sebagai tanda bahaya karena terlalu lelah bekerja.
- Melakukan hal ekstrem dengan dalih relaksasi
Banyak cara bijak untuk relaksasi. Misalnya dengan meditasi atau latihan pernapasan maupun jalan-jalan ke taman.
Tetapi bekerja lebih dari 40 jam per minggu dapat membuat seseorang cenderung melakukan hal ekstrem untuk relaksasi. Seperti minum alkohol dalam jumlah yang “berisiko” dan terlalu banyak, demi memenuhi kesenangan belaka.
Menurut Simon, waktu henti penting untuk memulihkan tenaga. Cobalah menghindari menatap layar gawai atau laptop. Pakai waktu sebaik mungkin untuk mendengarkan musik, membaca buku, atau menonton tayangan ringan di televisi.
- Produktivitas terhenti
Jika Anda menambah jam kerja tanpa hasil yang signifikan, artinya jam kerja yang panjang tidak meningkatkan produktivitas.
Sebuah penelitian dilansir dari Healthline, menemukan bahwa orang yang bekerja 70 jam per minggu sebenarnya tidak menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dibandingkan rekan mereka yang bekerja hanya 56 jam.
Nah, untuk menghindari kewalahan ini, hindari menangani semua tugas sekaligus. Multitasking justru membuat Anda tidak efektik menyelesaikan pekerjaan dan berisiko kelelahan.
- Kurang tidur dan merasa lelah di siang hari
Kalau Anda bangun lebih lama, dan tidur lebih sedikit, hal ini akan menyebabkan kelelahan di siang hari.
Menurut Simon, bila Anda menjalani hari kerja dalam durasi waktu yang lama, akan sulit untuk menenangkan diri sebelum tidur.
Kurang tidur dapat membuat suasana hati menjadi buruk, mudah tersulut emosi, produktivitas menurun, dan meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Karena risikonya buruk, maka buat timer untuk istirahat selama 17 menit setiap 52 menit bekerja. Jadi waktu 17 menit tersebut bisa dipakai untuk mengobrol dengan teman, peregangan ringan, atau berjalan-jalan ke luar ruangan kerja.
- Memicu timbulnya perasaan sedih
Terlalu banyak bekerja akan berdampak buruk pada kesehatan mental. Sebuah studi menemukan, pekerja yang bekerja 11 jam lebih per hari, mungkin akan rentan terkena depresi dibadingkan mereka yang bekerja 7-8 jam per hari.
- Berdampak pada Jantung
Seseorang mungkin tidak meyadari ketika stres bekerja, tubuh melepaskan hormon kortisol. Hormon ini berdampak buruk pada jantung. Lebih lanjut, dapat meningkatkan risiko stroke, penyakit arteri koroner, diabetes tipe 2, bahkan kanker.
Maka Anda harus bisa mengisi waktu kerja dengan aktivitas yang menyenangkan. Misalnya dengan memanfaatkan waktu istirahat untuk berjalan-jalan sejenak ke luar ruang kerja atau sekedar menyeruput secangkir kopi.
- Punggung dan leher pegal
Sebuah studi dalam jurnal Occipational & Environmental Medicine menemukan bahwa semakin banyak jam kerja akan besar risikonya Anda terkena sakit punggung.
“Bagi wanita, nyeri cenderung muncul di leher, sedangkan pria di punggung bawah. Itu adalah tanda umum stres yang disebabkan oleh ketegangan otot,” kata Simon.
- Hubungan sesama manusia memburuk
Bahkan jika Anda memiliki waktu pun, stres dan kelelahan dapat berdampak pada hubungan sesama manusia.
Apalagi dengan kesibukan pekerjaan Anda yang sangat padat, efek buruknya akan memengaruhi hubungan Anda dengan orang-orang di sekitar.
Penting dipahami, pekerjaan dapat mengganggu waktu Anda di luar jam kerja. Maka penting untuk membuat batas waktu antara bekerja dan istirahat. Pastikan Anda memiliki waktu luang untuk anak, keluarga, pasangan, dan orang-orang tercinta di sekitar Anda
Itulah tujuh tanda bahaya karena terlalu banyak bekerja. Bekerja secara produktif, harusnya tidak mengurangi kesejahteraan dan membuat Anda sakit. Artinya, pertimbangkan kembali dan atur jam kerja secara teratur dan efisien.