TANGSELXPRESS – Biro Investigasi Federal (FBI) hingga saat ini masih kesulitan mengungkap motif di balik penembakan yang dilakukan oleh Thomas Matthew Crooks kepada kandidat capres Partai Republik Donald Trump, pada Sabtu (13/7/2024) lalu.
Crooks yang tewas ditembak Dinas Rahasia AS tak lama usai insiden penemakan terhadap Donald Trump digambarkan oleh rekan-rekan di lingkungan sekolah dan tetangga rumah sebagai pemuda pendiam, tak ramah, dan kesepian. Namun, tak ada yang mengira dia bisa menembaki orang lain.
Crooks lulus dua tahun lalu dari Bethel Park High School, Pennsylvania barat, angkatan 2022. Saat ia diumumkan lulus dan naik ke podium untuk menerima diploma, tak banyak yang memberinya tepuk tangan.
Teman sekelasnya mengatakan bahwa semasa SMA, Crooks adalah siswa yang pendiam dan penyendiri yang terkadang diintimidasi, dan tidak pernah mengungkapkan pandangan politiknya. Dia kadang-kadang mengenakan pakaian kamuflase, seperti pemburu, memiliki sedikit teman, dan kesulitan bersosialisasi di sekolah.
“Jika ada yang mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan di depan Crooks, dia hanya akan menatap mereka,” kata Julianna Grooms, yang lulus setahun setelah Crooks.
Teman sekolah lainnya Sarah D’Angelo mengatakan satu-satunya kesannya terhadap Crooks adalah seorang pemuda kesepian dengan hanya sedikit teman.
Ketika informasi tentang Crooks diketahui publik, banyak yang mencoba menjelajahi media sosial untuk mencari jejaknya, tetapi tidak menemukan banyak informasi.
Penyidik mengatakan, mereka tidak menemukan dokumen atau manifesto apa pun yang dibuat Crooks yang menunjukkan pendirian ideologis atau kecenderungan politiknya.
Agen FBI mencoba mencari informasi dari ponsel Crooks. Namun data terbatas yang mereka kumpulkan dari komunikasi terbarunya tidak mengungkapkan apa pun tentang motif atau apakah ada orang lain yang terlibat dengan Crooks.
Sebelum penembakan, tersangka tidak ada dalam daftar potensi ancaman FBI dan penyelidik tidak menemukan tanda-tanda bahwa dia memiliki masalah kesehatan mental.
“Kami terus meninjau seluruh akun media sosialnya dan mencari pernyataan yang mengancam, tetapi hingga saat ini kami belum menemukan apa pun,” kata agen khusus FBI Kevin Rojek.
Crooks memiliki jejak kehadiran yang minim di jejaring sosial atau banyak aktivitas politik. Dia tampaknya memiliki akun di Discord, jejaring sosial yang populer di kalangan penggemar video game, tetapi tidak sering mengunjunginya.
Seorang juru bicara Discord mengatakan Crooks tidak mem-posting menggunakan akun tersebut di jejaring sosial selama berbulan-bulan. Discord menghapus akun Crooks berdasarkan pelanggaran kebijakan.
Crooks bekerja sebagai asisten nutrisi di pusat perawatan dan rehabilitasi Bethel Park. Marcie Grimm, manajer fasilitas mengatakan mereka terkejut mengetahui bahwa Crooks terlibat dalam pembunuhan mantan Presiden Trump yang gagal.
Menurut rekan-rekannya di pusat tersebut, Crooks selalu melakukan pekerjaannya dengan baik dan memiliki catatan yang bersih.
Sumber: beritasatu.com