KABUPATEN Simalungun, Sumatera Utara, terkenal sebagai lumbung padi yang menopang ketahanan pangan di wilayah tersebut. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, produksi beras di Simalungun mengalami stagnasi, bahkan cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti hama penyakit tanaman, perubahan iklim, dan penerapan praktik budidaya padi yang kurang optimal.
Menyadari hal tersebut, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kembali produksi beras di Simalungun. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan penerapan teknologi baru dalam budidaya padi.
Teknologi baru ini terbukti mampu meningkatkan hasil panen padi secara signifikan, sehingga dapat membantu mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Simalungun Beberapa contoh teknologi baru yang telah diterapkan di Simalungun antara lain:
Penggunaan varietas padi unggul yang tahan hama penyakit dan memiliki potensi hasil panen tinggi, seperti Inpari 33, IR64, dan Gajah Tunggal, telah terbukti mampu meningkatkan hasil panen. Sistem tanam jajar legowo membuat tanaman padi mendapatkan sinar matahari dan udara yang lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen.Penggunaan pupuk organik, seperti pupuk kandang dan kompos, dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
Pengendalian hama penyakit terpadu (PHT)merupakan strategi pengendalian hama penyakit yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia. Penggunaan teknologi irigasi yang lebih efisien, seperti irigasi tetes dan irigasi kabut, dapat membantu menghemat air dan meningkatkan produktivitas lahan.
Penggunaan mesin dan peralatan pertanian modern untuk meningkatkan efisiensi dalam proses penanaman, pemeliharaan, dan panen.pemantauan merupakan langkah penting dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian padi modern. Sensor tanah untuk mengukur kelembaban, nutrisi, dan kondisi tanah lainnya membantu petani dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat waktu dan akurat. Pemantauan secara real-time juga memungkinkan deteksi dini terhadap masalah yang mungkin timbul, sehingga tindakan korektif dapat segera dilakukan.
Penerapan teknologi baru ini tidak hanya meningkatkan hasil panen padi, tetapi juga memberikan manfaat lain bagi petaniHasil panen padi yang lebih tinggi berarti pendapatan petani pun akan meningkat.  Peningkatan produktivitas teknologi baru seperti varietas unggul yang tahan penyakit, pemupukan yang tepat dosis, dan sistem irigasi yang efisien secara kolektif meningkatkan produktivitas tanaman padi.
Varietas padi yang lebih produktif menghasilkan hasil panen yang lebih besar per hektar, sementara pemupukan yang disesuaikan dan irigasi yang efisien membantu tanaman dalam memperoleh nutrisi dan air yang cukup, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan optimal.
Penerapan teknologi modern sering kali mengurangi biaya produksi secara keseluruhan. Misalnya, penggunaan pupuk dan pestisida yang lebih efisien berarti pengeluaran untuk input-input ini dapat ditekan. Selain itu, penggunaan mesin dan peralatan modern seperti mesin tanam dan mesin panen mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual, yang dapat mengurangi biaya tenaga kerja dapat membantu membantu dalam pengelolaan yang lebih efisien terhadap sumber daya alam seperti air dan tanah.
Sistem irigasi berbasis presisi seperti irigasi tetes dan penggunaan sensor untuk pemantauan kelembaban tanah membantu dalam mengurangi penggunaan air secara berlebihan dan mengurangi risiko erosi tanah. Selain itu, penggunaan pupuk yang tepat dosis berdasarkan analisis tanah dan pemantauan nutrisi tanaman juga mengoptimalkan penggunaan pupuk dan mengurangi pencemaran lingkungan akibat kelebihan nutrien.
Penanaman padi modern juga berdampak positif pada keberlanjutan lingkungan Penggunaan input-input seperti air, pupuk, dan pestisida yang lebih efisien mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pencemaran air dan tanah serta degradasi tanah akibat penggunaan yang berlebihan.
Praktik-praktik konservasi tanah dan air yang diterapkan juga membantu dalam mempertahankan kesuburan tanah jangka panjang.Produksi padi yang lebih tinggi dapat membantu mewujudkan ketahanan pangan di wilayah Simalungun. Meskipun teknologi baru telah terbukti mampu meningkatkan produksi beras di Simalungun, namun masih terdapat beberapa tantangan yang menjadi masalah mendasar menghambat kemajuan dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha pertanian padi. Tidak semua petani memiliki akses terhadap teknologi baru, terutama petani kecil dan marginal. Tidak semua petani memiliki akses atau pengetahuan yang memadai terkait dengan teknologi pertanian modern. Misalnya, penggunaan sensor tanah untuk mengatur irigasi secara otomatis atau pemantauan kondisi tanaman menggunakan teknologi satelit dan drone masih belum umum di kalangan petani di daerah terpencil atau dengan akses terbatas ke pendidikan dan pelatihan pertanian.
Perubahan iklim dan variabilitas cuaca menjadi ancaman serius bagi penanaman padi. Peningkatan suhu, pola curah hujan yang tidak teratur, dan kekeringan dapat berdampak negatif terhadap produktivitas dan kualitas hasil panen. Sistem irigasi yang tidak memadai atau kurangnya infrastruktur untuk mengatasi tantangan iklim ini bisa memperburuk kondisi.
Penanaman padi memerlukan pengelolaan air yang efisien dan terkoordinasi. Masalah seperti kekurangan air atau pengaturan air yang tidak tepat dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen. Petani perlu mengadopsi praktik irigasi yang hemat air dan berkelanjutan untuk meminimalkan kerugian akibat masalah air. Menemukan pasar yang stabil dan harga yang menguntungkan untuk hasil panen merupakan tantangan lain.
Petani sering kali menghadapi masalah dalam distribusi produk mereka, terutama jika mereka tidak memiliki akses langsung ke pasar yang lebih besar atau infrastruktur logistik yang memadai untuk mengirimkan produk mereka secara tepat waktu dan dalam kondisi baik. Biaya penerapan teknologi baru, seperti biaya pembelian varietas padi unggul dan peralatan irigasi, dapat menjadi kendala bagi petani.Petani perlu mendapatkan pelatihan dan pendampingan untuk dapat menerapkan teknologi baru dengan tepat dan efektif.Â
Agar teknologi baru dapat memberikan manfaat yang optimal bagi petani dan mewujudkan ketahanan pangan di Simalungun, diperlukan upaya yang berkelanjutan dari berbagai pihak, pemerintah perlu memberikan dukungan dan fasilitasi bagi petani dalam mengakses teknologi baru, seperti melalui penyediaan bantuan modal, penyuluhan, dan pelatihan.
Pemerintah dapat membangun dan meningkatkan infrastruktur pertanian seperti jalan, irigasi, dan sarana penyimpanan hasil pertanian. Hal ini akan membantu memperlancar distribusi hasil panen dan mengurangi kerugian pasca panen. Program pendampingan teknis kepada petani modern penting untuk memperkenalkan teknologi baru dan praktik pertanian yang lebih efisien.
Dengan demikian, petani dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi risiko kegagalan panen. Pemerintah dapat menyediakan program asuransi pertanian yang memadai untuk melindungi petani dari risiko kegagalan panen akibat bencana alam atau penyakit tanaman. Ini dapat memberikan keamanan finansial bagi petani modern. Mendorong pengembangan pasar lokal dan regional serta memperluas akses petani ke pasar domestik dan internasional.
Ini termasuk pelatihan dalam manajemen pasca panen dan standar kualitas yang diperlukan untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Perguruan tinggi dan lembaga penelitian perlu melakukan penelitian dan pengembangan teknologi baru yang sesuai dengan kondisi lokal di Simalungun. Sektor swasta dapat terlibat dalam pengembangan dan penyediaan teknologi baru bagi petani, serta dalam membangun infrastruktur pendukung, seperti sistem irigasi dan gudang penyimpanan.
Penulis:
Winaya Apradita