TANGSELXPRESS – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung banyaknya aliran uang yang hilang akibat penyelenggaraan konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Jokowi menjelaskan bahwa gelaran dua konser internasional di negara tetangga itu telah menyedot banyak penonton asal Indonesia.
Jokowi mengatakan, konser Taylor Swift digelar enam hari di Singapura, satu-satunya negara yang menggelar konser tersebut. Jokowi pun meyakini bahwa setengah dari jumlah penonton yang hadir dalam konser tersebut merupakan warga negara Indonesia.
“Apa yang terjadi kalau kita berbondong-bondong nontonnya ke Singapura? itu ada yang namanya capital outflow. Aliran uang dari Indonesia menuju ke Singapura, kita kehilangan. Kehilangan uang bukan hanya untuk beli tiket, tetapi kehilangan uang untuk bayar hotel, makan, untuk transport dan lain-lainnya,” kata Jokowi saat “Peluncuran Digitalisasi Layanan Perizinan Penyelenggaraan Event” di The Tribrata Hotel, Jakarta Selatan, pada Senin (24/6/2024).
Presiden Jokowi menyebutkan bahwa rumitnya proses perizinan menjadi alasan mengapa Coldplay hanya satu hari mengadakan konser di Indonesia pada November tahun lalu. Padahal, di negara lain seperti Singapura dan Thailand, band asal Inggris itu tampil selama beberapa hari karena besarnya antusiasme penonton.
“Saya yakin lebih dari separuh penontonnya adalah dari Indonesia, karena di sini tiketnya baru 20 menit sudah habis terjual, tetapi ingin menambah konser tidak bisa. Kenapa? Saya tanya ke penyelenggara, karena memang urusan perizinan kita ruwet,” kata Jokowi.
Padahal, Jokowi mendapat informasi bahwa kualitas sound system konser Coldplay di Gelora Bung Karno masih lebih baik daripada gelaran di Singapura.
“Padahal yang saya dengar kualitas suara sound system saat Coldplay di GBK dengan di luar negeri, itu lebih baik di sini. Ini yang harus kita perbaiki. Namun, Indonesia hanya mendapat satu hari. Inilah yang harus kita selesaikan,” tambahnya.
Sumber: beritasatu.com