TANGSELXPRESS – Tungku fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali kembali meledak, Kamis (13/6). Dalam peristiwa itu, dua orang dilaporkan mengalami luka.
Berita meledaknya tungku smelter milik PT ITSS ini beredar dari Serikat Buruh IMIP Morowali, Dalam informasi yang diterima, ledakan terjadi pada Kamis (13/6) pukul 22.00 Wita.
Dua orang yang mengalami lukadiketahui bernama Jekmaryono dan Yudarlan.
“Kedua korban saat ini dalam penanganan kesehatan di rumah sakit Bungku kabupaten Morowali, provinsi Sulawesi Tengah,” ungkap Henry, Ketua SBIPE IMIP Morowali, Jumat (14/6).
Peristiwa ini, kata Henry, menunjukkan tidak ada perbaikan yang dilakukan oleh PT ITSS mengingat pernah terjadi kecelakaan yang sama beberapa waktu lalu.
Henry menegaskan, sangat penting untuk dilakukan audit menyeluruh melalui tim independen yang melibatkan serikat buruh, sebagaimana yang sudah di sampaikan saat tragedi ITSS Desember 2023 yang lalu.
“Perusahaan harus bertanggungjawab atas kejadian ini dan memastikan penanganan yang baik terhadap korban termasuk pemenuhan seluruh hak mereka,” tegas Henry.
Sementara itu Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) untuk memastikan pelaksanaan standar operasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) guna mencegah terjadinya kembali insiden kecelakaan.
“Kami mengajak semua pihak terkait untuk menjadikan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai prioritas utama dalam aktivitas industri, sebagai langkah nyata untuk mengurangi angka kecelakaan kerja di masa yang akan datang,” kata dia dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, pihaknya telah meminta klarifikasi dari PT IMIP, namun perusahaan itu tidak dapat hadir karena sedang melakukan investigasi.
Menurut dia, pihaknya akan berkoordinasi dengan manajemen PT ITSS dan PT IMIP untuk memastikan ketaatan terhadap regulasi keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku. Langkah ini dilakukan untuk menegakkan standar yang tepat dalam industri smelter yang memiliki risiko tinggi.
“Bila diperlukan, Kemenperin akan melakukan inspeksi ke lokasi,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, perusahaan ITSS dianjurkan untuk melakukan beberapa perbaikan esensial guna meningkatkan keselamatan operasional, termasuk penyusunan peta risiko dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat, memastikan implementasi perbaikan sesuai dengan prosedur yang memiliki struktur tanggung jawab berjenjang, serta melakukan kalibrasi berkala terhadap alat ukur suhu dan arus listrik.