TANGSELXPRESS– Manajemen modal kerja adalah strategi bisnis yang dirancang untuk mengelola modal kerja suatu perusahaan. Modal kerja perusahaan mengacu pada modal yang tersisa setelah memperhitungkan kewajiban lancarnya. Manajemen modal kerja memastikan bahwa perusahaan beroperasi secara efisien dengan memantau dan menggunakan aset dan kewajiban lancar untuk penggunaan yang paling efektif.
Van Horne mengatakan ada dua konsep utama manajemen modal kerja. Konsepnya sebagai berikut:
a. Modal kerja bersih adalah perbedaan nilai mata uang antara aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendek
b. Modal kerja kotor adalah investasi Perusahaan dalam aktiva lancer
A. Peranan Manajemen Modal Kerja
a. Asset jangka pendek entitas mempunyai jumlah yang cukup banyak apabila diperbandingkan dengan total asset.
b. Bagi enti tas kecil, utang lancer ialah sumber penting untuk anggaran yang berasal dari luar perusahaan, karena entitas tak mempunyai pintu menuju pasar modal dalam anggaran jangka panjang.
c. Manajer keuangan harus menyediakan masa yang tepat dalam mengelola modal kerja.
B. Penentuan Kebutuhan Modal Kerja
Manajemen modal kerja sendiri berhubungan dengan manajemen curent account entitas, yaitu asset lancar serta utang lancar. Jika Tingkat modal kerja yang memuaskan tidak dapat dipertahankan oleh perusahaan, maka bisa jadi kondisi insolvent pun tidak dapat dihindari oleh perusahaan. Kondisi tersebut merupakan keadaan dimana kewajiban-kewajiban yang telah jatuh waktu tempo pun tidak dapat lagi dibayar oleh perusahaan dan kemungkinan terburuk Perusahaan bisa dilikuidasi (bangkrut).
Dalam penentuan besaran modal kerja, cara penentuannya sebagai berikut:
a. Periode Perputaran atau Terikatnya Modal Kerja
Dalam cara ini, hal yang harus diperhatikan adalah masa terikat modal kerja serta estimasi keperluan kas rata-rata harian entitas. Modal kerja yang dibutuhkan akan semakin bertambah jika jangka waktu periode terikatnya modal kerja semakin besar. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.
Rumus Metode Keterikatan Dana:
1. Biaya Bahan Baku = Biaya Bahan Mentah Per Hari x Unit Produksi Perhari x Perputaran Waktu
2. Biaya Pembantu = Biaya Bahan Pembantu Per Hari x Unit Produksi Perhari x Perputaran Waktu
3. Biaya Tenaga Kerja Langsung = Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Hari x Unit Produksi Per Hari x Perputaran Waktu
4. Biaya Administrasi = Biaya Administrasi Per BulanHari Kerja Per Bulan x Perputaran Waktu
5. Biaya Gaji = Biaya Gaji Per Bulan Hari Kerja Per Bulan x Perputaran Waktu
b. Metode Pengeluaran Kas Rata-Rata
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan penghitungan perputaran elemen yang membentuk modal kerja, diantaranya rotasi persediaan, rotasi kas dan rotasi piutang.
C. Metode Ketertarikan Dana dan Perputaran Modal Kerja
a. Selama entitas berada didalam kondisi atau keadaan usaha, maka modal kerja yang terdapat di entitas tersebut pun akan selalu dalam kondisi yang berputar atau beroperasi.
b. Periode perputaran modal kerja (working capital turn overperiod) mulai terjadi disaat entitas menginvestasikan kas kepada bagian-bagian modal kerja hingga disaat berubah lagi ke kas.
c. Penghitungan Tingkat perputaran modal kerja juga bisa dilakukan dari neraca dan laporan laba rugi disebuah periode tertentu menggunakan metode:
Current Asset Turnover=Net Sales :Current Assets
Ataupun
Net Sales :Average Current Assets
Average Currents Assets= (C.A. Permulaan+C.A. Akhir Tahun)2
D. Tujuan Manajemen Modal Kerja
Berikut adalah beberapa tujuan dari manajemen modal kerja :
a. Modal kerja dipakai guna menutupi likuiditas entitas, dimana likuiditas tersebut bergantung kepada pengelolaan modal kerja.
b. Ketika modal kerja yang tersedia telah mencukupi, maka kewajiban Perusahaan pun dapat terpenuhi dengan tepat waktu.
c. Dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan, persediaan yang dimiliki oleh Perusahaan pun perlu tercukupi agar berjalan dengan baik.
E. Sumber Modal Kerja
a. Hasil operasi perusahaan yangmerupakan penghasilan perusahaan dalam satuperiodetertentu.Contohnya,ketika di suatuperusahaanterdapat laba yang belum dibagikan kepada pemilikataupemegang saham. Modal kerja dapat bertambah selama keuntungan tersebut belum dibagikan.
b. Keuntungan atas surat berharga yang terjual yang merupakan hasil pengurangan harga pembelian dan harga penjualan surat berharga yang terdapat pada entitas.
c. Penjualan saham, dimana modal kerja yang didapatkan atas penjualan saham Perusahaan ke pihak-pihak lainnya.
d. Penjualan asset tetap, kondisi dimana perusahaan memperoleh sumber modal kerja atas asset tetap yang terjual yang tidak digunakan ataupun tak produktif.
Secara eksklusif sumber modal kerja terbagi kedalam dua jenis:
a. Pembiayaan permanen
b. Pembiayaan lancer
F. Strategi Modal Kerja Bersih
Terdapat tiga keuangan strategi modal kerja bersih yang akan dijabarkan sebagai berikut:
a. Strategi Keuangan Agresif Merupakan strategi yang harus diambil Perusahaan Ketika harus membiayai kebutuhan musiman dan kebutuhan tetap dengan menggunakan dana jangka pendek serta kebutuhan permanen dengan menggunakan dana jangka panjang.
b. Strategi Keuangan Konservatif Strategi ini digunakan Ketika perusahaan membiayai seluruh proyek yang membutuhkan dana yang berasal dari dana jangka Panjang serta membiayai pengeluaran tak terduga dengan dana jangka pendek. Jika dibandingkan dengan strategi agresif, strategi konservatif mewajibkan perusahaan melakukan pembayaran bunga atas pengeluaran-pengeluaran yang tidak terlalu penting, selanjutnya dari segi biaya, strategi agresif menggunakan dana yang lebih rendah dibandingkan dengan strategi konservatif sehingga resiko dalam strategi agresif cenderung lebih rendah.
c. Strategi Keuangan Pertukaran
Yaitu strategi kompromi antara strategi agresif dan strategi konservatif.
Penulis:
Arina Rahmi Rispandy
Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Akuntansi S1
Universitas Pamulang (UNPAM)
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah