TANGSELXPRESS – Kekerasan di lingkungan sekolah terjadi di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Desa Cibodas, Kecamatan Palabuhan Ratu, Kebupaten Sukabumi, Jawa Barat. Guru olahraga berinisial T dilaporkan ke kantor polisi atas dugaan penganiayaan terhadap salah satu siswa berinisial MPI.
Dalam laporan polisi tersebut, penganiayaan itu bermula, saat korban tak sengaja menendang bola yang mengenai kepala guru tersebut.
Peristiwa penganiayaan itu sendiri terjadi pada Jumat (31/5) pukul 09.00 WIB, di Cibodas, Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Pihak keluarga melaporkan kejadian dugaan penganiayaan itu ke Polres Sukabumi.
“Melaporkan bahwa kejadian mengenai adik saya yang telah dianiaya oleh guru olahraga. Terus saya ke sini mau melaporkan atas kejadian tadi,” ucap Dede, kakak korban, Jumat.
Akibat penganiayaan itu, MPI mengalami luka lecet di leher dan tangan. Korban juga sempat dijambak oleh guru tersebut.
“Kronologisnya pas di sekolah kejadiannya nggak sengaja nendang bola kena kepala gurunya. Terus langsung marah ke anaknya, langsung dicekik, dijambak oleh gurunya,” ujarnya.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri membenarkan laporan dugaan penganiayaan itu. Saat ini polisi sedang menggelar proses pemeriksaan.
“Ya kita telah menerima adanya laporan dari orangtua murid tersebut dan kami sedang melakukan proses pemeriksaan dan membawa korban ke rumah sakit guna dilakukan visum,” ujar Ali.
Komentar Anggota DPRD Sukabumi
Sementara itu komentar berbeda datang dari Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Usep Wawan. Dikutip dari LKBN Antara, Usep Wawan justru berharap kasus ini tidak sampai masuk ranah hukum dan dapat diselesaikan secara kekeluargaan.
“Kita harus menyikapi kejadian ini secara bijak dan tidak bisa menghakimi sendiri untuk menentukan siapa yang benar ataupun salah. Tentunya aksi kekerasan ini terjadi karena ada pemicu, sehingga harus dilihat dari dua sisi,” kata Usep Wawan, Sabtu (1/6).
Menurut dia, terjadinya kasus penganiayaan ini pun harus dilihat dari sebab dan akibat, apakah terjadinya kekerasan ini murni karena ulah oknum guru tersebut atau dipicu oleh kenakalan siswa yang menjadi korban penganiayaan.
Tidak menutup kemungkinan, katanya, kemarahan guru yang mengajar olahraga ini memuncak akibat ulah siswa tersebut. Atau mungkin saja apa yang dilakukan oleh anak itu sudah di luar etika.
Namun demikian, pihaknya juga tidak membenarkan apa yang dilakukan oleh oknum guru tersebut kepada muridnya. Di mana informasi yang diterimanya, guru itu menjambak hingga mencekik sampai leher anak didiknya terluka serta mengeluarkan darah.
“Apa yang dilakukan oleh oknum guru ini memang salah karena tidak seharusnya melakukan kekerasan terhadap muridnya sendiri apalagi dilakukan di lingkungan sekolah. Tetapi kita tidak bisa semena-mena menyalahkannya tetapi harus adil menyikapi permasalahan ini,” katanya.
Selain itu, dengan adanya kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi para guru di mana harus senantiasa bisa menahan emosi apalagi guru sekolah dasar di mana muridnya masih dalam usia bermain yang tentunya dalam mendidik harus penuh dengan kesabaran.
Evaluasi kinerja bagi para tenaga pendidik di Kabupaten Sukabumi harus rutin dilakukan baik oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi maupun pihak sekolah yang menjadi tempat mengajar guru tersebut.
Minta Diproses Secara Hukum
Sementara itu paman korban yang bernama Junajah Jajah Nurdiansyah sangat menyayangkan kejadian penganiayaan yang menimpa keponakannya. Apalagi, penganiayaan itu terjadi di lingkungan sekolah.
“Proses hukum saja supaya ada keadilanlah dan jangan sampai terulang kembali. Dampaknya kan ke psikolog anak didik, bahwa kalau dikasih guru yg kaya gitu nanti anak-anak malah takut,” kata Jajah.
Menurutnya, laporan polisi dilakukan agar kejadian serupa tak terulang.
“Yang jelas keluarga melaporkan itu bukan berarti menjelekkan instansi ya, tapi oknumnya itu. Pokoknya dihukum aja lah supaya ada efek jera,” ujarnya.







