TANGSELXPRESS – Awan abu vulkanik setinggi empat kilometer yang terbentuk akibat letusan Gunung Ibu di Sulawesi Utara, Indonesia, memicu kilatan petir yang menerangi puncak gunung berapi tersebut pada hari Sabtu (19/5/2024) lapor pos pengamatan Gunung Ibu.
Suara gemuruh demi gemuruh terdengar sampai ke pos pengamatan Gunung Ibu. Petir dan letusan terlihat,” ungkap petugas pos pengamatan Richard Chaniago dalam laporan yang dirilis di kantornya, Sabtu (19/5/2024). Seperti dilansir dari Antara English News.
Badai petir vulkanik muncul saat letusan karena suhu tinggi yang memanaskan ion gas. Hal ini kemudian menyebabkan lonjakan muatan listrik, jelasnya.
Menurut Chaniago, letusan terjadi sekitar pukul 20.08 WIB. waktu setempat pada hari Sabtu. Kolom abu vulkanik berwarna abu-abu dengan “intensitas tebal” terlihat mengarah ke barat dan barat laut.
Letusan tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi kurang lebih 9 menit 12 detik, ujarnya.
Pada 20:34. Waktu setempat, kembali terjadi letusan, gunung tersebut mengeluarkan kepulan asap setinggi satu kilometer. Erupsi tersebut memiliki amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi 127 detik, lapor Chaniago.
“Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai pelindung hidung, mulut (masker), dan pelindung mata (kacamata),” ujarnya.
Pada 16 Mei 2024, Badan Geologi Kementerian ESDM menaikkan status Gunung Ibu dari Level III (waspada) menjadi Level IV (waspada).
Keputusan kenaikan status tersebut dilakukan mengingat jumlah gempa bumi dan abu vulkanik yang meningkat.
Gunung Ibu merupakan gunung berapi tipe strato dengan ketinggian puncak 1.340 meter di atas permukaan laut. Letaknya di Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.