TANGSELXPRESS-Lama hidup miskin membuat Purnomo berputus asa. Maklum, sejak dipecat dari pabrik cat tempatnya bekerja, membuat hidup Purnomo seketika ambruk.
Siti, istrinya meminta cerai karena Purnomo tak lagi memberinya nafkah lahir. Sedangkan utangnya, makin hari makin menumpuk. “Hidup saya ya dari utang itu. Dan dua anak saya terpaksa harus putus sekolah,” keluh Purnomo kepada tim mistis Tangselxpress.com.
Dengan modal ijazah SMP, tak mudah bagi Purnomo untuk mendapatkan pekerjaan. Banyak perusahaan yang menolaknya bekerja dengan beragam alasan. “Pernah, saya sampai dikejar-kejar pakai golok oleh orang yang nagih utang ke saya,” katanya.
Hingga pada suatu hari, Purnomo bertemu Jamil, teman kecilnya. Purnomo tahu, sejak dulu Jamil adalah pengangguran kelas berat. Jamil tak pernah terlihat bekerja.
Namun, penampilan Jamil kini sangat jauh berbeda. Perlente, keren dan banyak duit.
Hal ini pula yang membuat Purnomo penasaran. “Kamu kerja apa sih Mil,” tanya Purnomo.
“Kamu mau ikut aku?,” tanya Jamil balik.
Purnomo pun mengiyakan.
“Tapi syaratnya berat loh Pur. Apa kamu sanggup?,” kata Jamil lagi.
“Sangguplah,” jawab Purnowo.
Saat itulah, Jamil mengatakan bahwa jika ingin kaya raya seperti dirinya, Purnomo harus memberikan sesaji kepala kerbau ke makam keramat di pesisir laut selatan.
“Kamu harus mengantarnya sendirian,” kata Jamil.
Hingga waktunya tiba, tepat jam 00.00 WIB, Purnomo datang ke makam keramat yang ditunjukkan Jamil. Sambil membawa kepala kerbau, Purnomo memasuki pelataran makam yang terasa cukup angker.
Hanya ada satu makam di tempat itu. Selebihnya, sekeliling makam itu hanya ada pepohonan yang sangat lebat. Ada empat pohon beringin itu yang tumbuh di sekitar makam. Tak ada yang tahu, makam tersebut berisi jenazah siapa.
Yang pasti, banyak orang yang datang ke tempat itu untuk lelaku pesugihan. Konon, ada dua jin penghuni makam keramat itu. Yang pertama jin berwujud ular raksasa, dan satunya adalah buaya putih bermahkota.
“Tergantung nanti siapa yang menemuimu. Ular ataukah buaya putih,” kata Jamil.
Tak disangka dan tak dinyana, saat Purnomo meletakkan kepala kerbau dan kembang di makam keramat itu, tiba-tiba datang angin yang cukup kencang. Angin kencang yang diiringi hujan yang sangat lebat.
Sesuai pesan Jamil, Purnomo tak beranjak dari tempat duduknya meski diganggu hujan dan angin kencang.
Saat membaca doa itulah, Purnomo dikejutkan dengan datangnya buaya putih dan cukup besar. Buaya putih itulah yang konon akan membantu Purnomo mencarikan kekayaan dengan cara gaib.
Seminggu setelah Purnomo tiba di rumah, pria 46 tahun itu dikejutkan dengan kehadiran gentong yang tiba-tiba ada di kamar tidurnya. Gentong adalah semacam gerabah yang terbuat dari tanah. Biasanya orang Jawa dipakai untuk menyimpan makanan atau air.
Saat Purnomo membuka penutupnya, dia terkejut bukan main saat melihat isinya. Di dalam gentong itu berisi uang koin dan uang kertas beragam pecahan.
“Aku kaya, aku sugih,” kata Purnomo setengah gak percaya dengan apa yang dia lihat.
Uang segentong itu dia hambur-hamburkan. Dia habiskan untuk berfoya-foya. Main judi, perempuan dan mabok-mabokan.
Anehnya, tiap kali habis, uang di gentong itu kembali terisi penuh.
Dan itu berlangsung hingga belasan tahun. Purnomo sendiri sampai tidak tahu, berapa jumlah kepala kerbau yang sudah dia persembahkan kepada siluman buaya putih penunggu makam keramat.
Hingga akhirnya Purnomo jatuh sakit. Dia kesulitan makan, perutnya membuncit.
Yang aneh, dokter tak menemukan jenis penyakitnya. Secara medik, Purnomo baik-baik saja.
“Ini aneh, perutku terasa diisi bongkahan batu. Sakitnya luar biasa,” kata Purnomo.
Oleh salah satu saudaranya, Purnomo dibawa ke seorang kiai di Kawasan Cirebon, Jawa Barat. Oleh Kiai itu, Purnomo diminta untuk tetap tenang. “Sepulang dari operasi, saya diminta untuk istirahat di rumah, dan saya diminta untuk lebih banyak istirahat,” kata Purnomo.
Setelah mandi kembang tujuh rupa, keluhan Purnomo terus berkurang. Lambat laun, penyakitnya mulai sembuh.
Namun anehnya, seiring dengan sembuhnya penyakit itu, gentong milik Purnomo tak pernah lagi terisi…………..