TANGSELXPRESS – Debat Calon Presiden (Capres) ketiga yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta, Minggu (7/1) masih menjadi perbincangan hangat di masyarakat.
Di ajang debat calon pemimpin negeri ini, calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto seolah menjadi bulan-bulanan pertanyaan dari calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo.
Akademisi yang juga Caleg DPR RI Partai nomor 5 NasDem dari Dapil Banten III (Kota Tangsel, Kota Tangerang dan Tangerang Kabupaten) dengan nomor urut 4 Dr. Phil., Ir. Rino Wicaksono, ST, MArchUD, MURP mengatakan, sebagian orang belum bisa membedakan antara berdiskusi dengan berdebat.
“Berdiskusi adalah kegiatan untuk menyepakati sesuatu, bahkan bisa jadi juga mengenyampingkan baik dan buruk. Diskusi yang baik adalah kegiatan pembahasan untuk mendapatkan kesepemahaman lalu kesepakatan untuk solusi dari permasalahan,” terang Rino Wicaksono.
“Sedangkan berdebat adalah kegiatan untuk menunjukkan kebenaran dan kesalahan dengan menggunakan data, fakta dan analisis,” kata Rino Wicaksono.
Dalam debat level presiden, kata Rino, sudah seharusnya para calon saling menunjukkan kesalahan pihak lawan debat, dan sekaligus menyampaikan kebenarannya.
Sementara pihak lawan wajib untuk menyangkal tuduhan dengan data, fakta, dan argumentasi.
“Debat yang baik dilakukan dengan berdasarkan argumentasi yang tajam, dalam waktu yang cepat dan artikulasi yang jelas,” kata mantan Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Arsitektur Indonesia (FK MAI) itu.
Akademisi yang mantan Ketua Permias Denver Colorado dan mantan Ketua PPIA Australia Selatan itu menyampaikan, dalam berdebat, peserta debat harus pandai dalam mengendalikan emosi, mimik, ekspresi dan substansi.
Seorang politisi kawakan, semakin panas materi debatnya, akan semakin dingin kepalanya. “Karena dia tau benar bahwa peserta debat yang tidak bisa mengendalikan pikiran dan emosinya akan cenderung melakukan kesalahan dalam berbicara,” kata Rino Wicaksono.
Selain perihal mental dan pikiran, Rino berpendapat peserta debat juga harus siap dari segi fisik. Harus sehat dan fokus.
Melalui debat yang berkualitas, masyarakat akan mendapatkan informasi terkait kecerdasan, pengetahuan, kesehatan dan keberpihakan dari calon presidennya.
“Dalam debat, seseorang harus pandai dalam menyampaikan hal-hal yang bersifat sensitif dan rahasia,” tandas Rino Wicaksono.
Apabila ada calon presiden yang di masa lalunya atau saat ini sedang melakukan kesalahan secara bersama-sama dengan orang lain dan hal tersebut merupakan domain publik, maka sudah sewajibnya hal tersebut diungkap, kalau tidak, maka hal tersebut dapat membahayakan bagi negara.
Bagi yang belum terbiasa melihat debat, cenderung akan berpendapat bahwa Anies dan Ganjar terlalu agresif, tetapi bagi mereka yang sudah terbiasa melihat debat, justru hèran kenapa Prabowo tidak melakukan evaluasi dan kritik terhadap kinerja, prestasi dan reputasi Gubernur Anies dan Gubernur Ganjar.
Ada kemungkinan Prabowo tidak memiliki dan menguasai data terkait Anies dan Ganjar, atau Prabowo lupa tentang esensinya debat.
Semoga forum debat keempat dan kelima bisa semakin mengungkap kualitas dan track record para calon presiden dan calon wakil presiden kita.