TANGSELXPRESS – Tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah meledak dan menewaskan setidaknya 13 orang.
Sejumlah pekerja juga dilaporkan mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke klinik perusahaan hingga rumah sakit terdekat, tergantung dari tingkat keparahan korban.
Dari jumlah korban tewas, diketahui lima pekerja adalah tenaga kerja asing. Sisanya adalah pekerja lokal.
Melihat banyaknya korban jiwa, publik lantas bertanya-tanya. PT ITSS perusahaan yang bergerak di bidang apakah hingga harus mempekerjakan tenaga dari luar negeri?
Mengutip dari laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, PT ITSS adalah sebuah perusahaan PMA yang bergerak di bidang pengolahan mineral logam dan produksi stainless steel. Perusahaan ini terletak di dalam kawasan PT. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah.
Perusahaan ini mendapatkan izin beroperasi dari 2019 hingga 2049 nanti. Kantor pusatnya sendiri berada di Gedung Wisma Mulia, Jakarta Selatan.
Diketahui, PT ITSS berada di bawah naungan perusahaan dari China. Adapun pemegang sahamnya di antaranya adalah Tsingshan Holding Group Company Limited, Tsingtuo Group Co. Ltd., Hanwa Company Limited, Ruipu Technology Group Company Limited,
Selain itu, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) juga memiliki sejumlah 10 persen saham. PT IMIP merupakan satu-satunya perusahaan dari Indonesia yang menjadi pemegang saham di perusahaan PT ITSS ini.
Sementara itu, dikutip dari laman Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI, PT ITSS mampu menghasilkan sekitar 1 juta ton nickel pig iron (NPI) per tahun.
Selain PT ITSS, Tsingshan Holding Group di Morowali juga memiliki anak perusahaan lain yang juga bergerak di bidang yang sama. Perusahaan tersebut di antaranya PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry (GCNS) dan PT Sulawesi Mining Investment (SMI).
Secara keseluruhan, Tsingshan Group di Kawasan Industri Morowali mampu menghasilkan stainless steel hingga 3 juta ton, 2 juta ton nickel pig iron (NPI), dan 3,5 juta ton carbon steel per tahun.
Produksi Stainless steel oleh Tsingshan Group dari Kawasan Industri Morowali ini, bahkan telah diekspor ke luar negeri. Indonesia bahkan menjadi salah satu produsen stainless steel yang diperhitungkan di pasar global.
Perusahaan tersebut didirikan oleh pengusaha asal China bernama Xiang Guangda. Tepatnya pada tahun 1988 di Wenzhou. Sementara itu, mereka diketahui mulai berinvestasi ke industri nikel Indonesia pada tahun 2009 silam.
Tak hanya itu, perusahaan tersebut juga melebarkan sayapnya di berbagai negara, seperti Zimbabwe dan India. Adapun pusat operasi PT ITSS di Indonesia berada di Kabupaten Morowali.