TANGSELXPRESS- Minimnya peringatan dini dari hulu Sungai Cisadane disebut menjadi rintangan dalam penanggulangan bencana banjir di wilayah Kota Tangerang Selatan yang berdekatan dengan aliran sungai tersebut. Untuk mengatasinya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel berharap Provinsi Banten bisa turun tangan.
Diketahui, banjir akibat luapan Sungai Cisadane baru saja terjadi di beberapa titik, seperti di Perumahan Pesona Serpong, Kecamatan Setu Kota Tangsel, wilayah Panunggangan Kota Tangerang, dan wilayah Teluk Naga Kabupaten Tangerang.
Luapan Cisadane dianggap tidak bisa diprediksi. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Tangerang Selatan, M Faridzal Gumay, membandingkannya dengan wilayah aliran Kali Angke dan Ciliwung.
“Di aliran Cisadane tidak terdapat imbauan akan adanya kiriman air dari wilayah Bogor, tepatnya di hulu sungai Cisadane,” ungkap Faridzal dalam keterangannya Kamis (23/11).
Ada 177 Kepala Keluarga di Perumahan Pesona Serpong RW 8 Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu yang terdampak banjir kiriman dari Bogor lewat Sungai Cisadane, Rabu dinihari. Akibatnya, 885 orang terpaksa diungsikan sementara.
Faridzal menyebutkan, para korban itu tersebar di tiga Rukun Tetangga (RT). Mereka sempat mengungsi namun pada hari itu juga sudah kembali ke rumahnya masing-masing untuk membersihkan sisa kotoran yang terbawa banjir.
“Pukul 5.20 WIB lokasi (banjir) berangsur-angsur surut 10-20 sentimeter, hingga pukul 06.00 WIB sudah semakin kering. Sudah pulang ke rumah semua bersih-bersih rumah,” jelasnya.
Menurutnya, banjir kiriman yang berdampak di Tangerang Raya ini perlu adanya antisipasi berupa pemantauan dari arah hulu. Hal itu guna meminimalisir risiko yang ditimbulkan. Namun, perlu adanya campur tangan pihak provinsi.
“Kami kurang pemantauan yang ada di Bogor, dananya tidak ada. Seharusnya itu dari provinsi bergerak, karena menyeberang Tangsel, Kota Tangerang, dan Kabupaten yang terdampak,” tuturnya.
Ia pun mengilustrasikan level-level dalam sistem peringatan dini banjir Jakarta karena luapan dari Sungai Ciliwung. Hal itu membantu warga terdampak sudah siap evakuasi diri dan harta benda dalam hitungan jam kedatangan debit tambahan.
“Jadi mereka tidak rugi material banyak. Sehingga sekali lagi, karena lintas kabupaten/kota seharusnya provinsi yang bergerak,” ungkapnya.