TANGSELXPRESS – Pengalaman misterius 32 tahun lalu masih membekas di ingatan Faisal. Yah, laki-laki yang kini bekerja di perusahaan ekspedisi itu punya cerita yang tak masuk akal.
Konon, Faisal pernah diculik makhluk gaib. Hantu wanita penunggu hutan keramat.
Saat itu, Faisal yang hobi turing sedang melintas hutan yang berada di antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dari Jakarta, saat itu Faisal ingin mengunjungi rumah neneknya di daerah Purworejo, Jawa Tengah.
“Ketika itu musim libur kuliah. Karena saya hobi motoran, ya saya ke Purworejo naik Vespa,” kata Faisal.
Semula, perjalanan Faisal aman-aman saja. Tak ada insiden berarti meski motor yang dia kendarai cukup tua. “Vespa itu saya rawat dengan baik,” katanya.
Hingga akhirnya, perjalanan Faisal memasuki kawasan hutan yang lokasinya berada di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Dari cerita yang pernah dia dengar, hutan itu cukup angker. Banyak makhluk gaib yang menghuni kawasan hutan itu.
Faisal memasuki kawasan itu dengan waktu yang tidak tepat. Dia harus melintasi kawasan itu tengah malam. “Saat itu, perasaan saya sudah tidak enak saja,” katanya.
Hujan deras menambah suasana daerah itu cukup mencekam. Apalagi, saat itu Faisal sedang sendirian menembus gelapnya hutan. Tak ada kendaraan yang melintasi kawasan itu. Sepi dan gelap.
Karena hujan makin deras, Faisal memutuskan untuk berteduh di sebuah warung makan. Warung itu, berada di pinggir jalan dan berada di samping pohon besar.
“Yang ada dalam pikiran saya saat itu, saya ingin berteduh sambil menunggu hujan reda. Setelah itu ingin melanjutkan perjalanan,” kata dia.
Di warung itu, Faisal tidak sendirian. Selain pria tua pemilik warung, di sana juga ada wanita berbaju merah yang sedang minum teh dan makan pisang goreng. Kecantikan wanita itu benar-benar membuat Faisal terpesona.
Pria muda itu seolah terhanyut dengan kecantikan sang wanita.
“Pesan apa nak?,” tanya pria pemilik warung itu mengejutkan Faisal.
“Saya pesen wedang jahe dan mie rebus pak,” kata Faisal lalu duduk di dekat sang wanita.
Faisal sempat mencium aroma bunga mawar. Bulu kuduknya merinding. “Wangi banget,” batin Faisal.
“Akang mau kemana, malam-malam begini,?,” tanya wanita itu.
“Saya mau ke Purworejo,” jawab Faisal.
“Ohhh jauh itu kang. Kenalkan kang, saya Dahlia,” kata wanita itu sambil menyodorkan tangannya mengajak kenalan.
Bagi Faisal,tangan Dahlia sangatlah dingin. Persis seperti es. Beku…
“Kang Faisal nanti saya bisa minta tolong antar saya pulang?. Saya kemalaman, gak ada lagi kendaraan yang bisa saya tumpangi,” kata Dahlia sedikit menggoda Faisal.
Sambil menunggu hujan reda, Faisal dan Dahlia makin dekat. Godaan-godaan nakal yang ditunjukkan Dahlia membuat Faisal jatuh cinta dalam sekejap.
“Yuk, hujan sudah reda. Mari saya antar pulang,” kata Faisal.
Vespa itupun bergerak meninggalkan warung dan pak tua. Motor buatan Italia itu semakin jauh ke dalam memasuki hutan keramat.
“Itu Kang rumah Dahlia,” kata perempuan di belakang sambil menepuk pundak Faisal.
Faisal sempat bingung. Dia tak melihat satupun rumah di tempat itu. Yang ada hanya sebuah bangunan tua yang di dalamnya ada kuburan.
“Mana rumahmu Dahlia,” tanya Faisal gemetar.
“Itu Kang, yang akang lihat itu,” kata Dahlia sambil menunjuk arah bangunan tua.
Faisal sadar, ada yang tidak beras saat itu. Dia seketika penasaran dengan wanita yang masih duduk di jok belakang motor Vespanya. Siapakah sebenarnya wanita di belakangnya?
Saat dia menoleh ke belakang, bukan lagi Dahlia, wanita cantik yang dia lihat di warung tadi. Namun sesosok hantu wanita berwajah yang sangat menyeramkan.
Matanya merah, giginya mengeluarkan aroma amis dan busuk. Rambutnya yang panjang memutih menambah seram wajah buruk wanita itu.
Faisal seketika ketakutan. Dia tahu sedang berhadapan dengan makhluk penunggu hutan keramat. Faisal seketika limbung, dia kehilangan kesadaran dan jatuh pingsan.
“Saya sadar setelah berada di Puskesmas. Kata orang-orang yang menolong, saya ditemukan pingsan di pinggir jalan dekat makam. Semula, saya dikira korban begal,” kata Faisal.
Sejak kejadian mengerikan itu, Faisal memilih ‘pensiun’ dari dunia turing. “Sudah kapok saya,” kata dia.