TANGSELXPRESS – Pemilu Serentak 2024 menjadi pemilu dengan durasi waktu paling singkat dengan jumlah daerah pemilihan paling banyak dan jumlah pemilih terbesar di dunia ketiga setelah India dan Amerika Serikat.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua KPU Hasyim Asy’ari dalam sambutan acara Penandatanganan Kontrak Payung Konsolidasi Pengadaan Logistik Pemilu Tahun 2024 Tahap I di kantor LKPP, Jakarta, Senin (18/9/2023).
“Satu hal yang membedakan Pemilu 2024 dengan pemilu sebelumnya adalah bahwa di tahun yang sama akan ada Pilkada serentak untuk memilih gubernur di 37 provinsi,” ungkap Hasyim Asy’ari seperti dikutip dari laman resmi KPU, Rabu (20/9/2023).
“Provinsi kita ada 38, tapi untuk Yogjakarta tidak ada pilkada karena yang jadi gubernur raja. Kemudian Pilkada untuk 514 kabupaten/kota serentak di waktu yang sama,” lanjutnya.
Menurut Hasyim, penyelenggaraan ini belum pernah terjadi sebelumnya. Karenanya, KPU harus membuat perencanaan yang rigid, cermat, jangan sampai ada yang terlewat, termasuk dalam hal ini penentuan logistik.
“Logistik Pemilu 2024 harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip tepat jenis, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat biaya,” pungkasnya.
Hasyim mencontohkan, misalnya jika jumlah pemilih baik di dalam maupun luar negeri ada sekitar 204 juta, maka cetak surat suara yang diadakan adalah sebanyak jumlah pemilih DPT + 2 persen.
“Tapi DPT ini bukan DPT yang 204 juta gelondongan, nggak, tapi dikalikan. Ini kan angka nasional dikalikan jumlah pemilih dari dua persennya itu, enggak ada di situ, tapi DPT per TPS,” imbuhnya.
“Maka, kami punya punya data DPT di TPS yang jumlahnya 820.000. Itu berarti ada 820.000-an baris yang kemudian jumlah DPT-nya dikalikan 2 perseb, jadi tidak gelondongan, sehingga ini salah satu contoh ya betapa harus cermat dan harus sudah sampai TPS itu H-1 sebelum hari pemungutan suara,” tambahnya.