Laporan keuangan merupakan laporan berbentuk tulisan yang berisi informasi keuangan dalam suatu perusahaan. Laporan keuangan keuangan tersebut diterbitkan dengan maksud dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dalam menginformasikan keuangan perusahaan terutama kepada pihak eksternal.
Peningkatan ataupun penurunan nilai ekonomi perusahaan tetaplah harus dibuat karena mencerminkan sebuah perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, laporan keuangan menjadi sebuah media paling panting utnuk menilai prestasi dan kondisi suatu perusahaan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dalam SAK No.1, tujuan dibuatnya laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang berguna bagi para pengguna dalam pengambilan keputusan.
Menurut APB Statement No.4, tujuan khususnya adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU), posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan lainnya dalam posisi keuangan.
Bagi para investor, laporan keuangan bermanfaat untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasinya. Bagi karyawan, laporan keuangan bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, kesempatan kerja, dan sebagainya.
Bagi pihak pemberian pinjaman, laporan keuangan memberikan manfaat untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Bagi para investor, laporan keuangan bermanfaat untuk menentukan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
Bagi pelanggan, laporan keuangan bermanfaat dengan melihat besarnya kelangsungan dan pekembangan perusahaan tersebut. Bagi pemerintah, laporan keuangan digunakan untuk mengatur aktivitas perusahaan, membuat dan menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar dalam menyusun statistik pendapatan nasional dan pendapatan lainnya. Bagi masyarakat, laporan keuangan membantu dengan menyediakan informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan dan rangkaian aktivitas.
Berikut ini beberapa karakteristik yang dibutuhkan dalam sebuah laporan keuangan:
1. Dapat dipahami: Laporan keuangan yang berkualitas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi yang dapat dipahami pembaca. Jadi, laporan keuangan perlu disajikan dengan baik dan sesuai dengan standar kejelasan dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh si pemakai laporan keuangan.
2. Relevan: Dikatakan relevan jika informasi mamou mempengaruhi keputusan ekonomi si pemakai laporan keuangan serta dapat bermanfaat dalam menilai peristiwa pada masa lampau.
3. Keandalan: Dikatan andal jika bebas dari dari pengertian yang menyesatkan, material serta dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus dari dalam hati dan jujur sesuai dengan keadaan dalam transaksi pada saat itu. Informasi bisa saja relevan akan tetapi jika data atau informasi yang disajikan tidak dapat diandalkan berakibat menyesatkan secara potensial.
Dalam melakukan penyusunan laporan keuangan langkah yang paling pertama dilakukan adalah tahap pembuatan jurnal, langkah ini merupakan langkah pencatatan saja bukan langkah perhitungan. Langkah kedua adalah penyusunan neraca saldo yang inti dari penyusunan ini adalah menyetarakan nominal yang ada pada sisi debit dan kredit atas dasar sumber penyusunannya. Langkah selanjutnya yaitu pengumpulan data dalam pebuatan jurnal, pentingnya mengumpulkan data yang hilang agar dapat direvisi sesegera mungkin neraca saldo yang dibuat dan memastikan bahwa sisi debit dan kreditnya seimbang.
Langkah penyusunan neraca lajur digunakan dalam mengidentifikasi akun apa yang wajib disesuaikan dalam membantu para akuntan. Langkah berikutnya adalah penyusunan laporan keuangan yang dikarenakan langkah sebelumnya sudah membuat neraca lajur maka langkah selanjutnya hanya tinggal memindahkan ke halaman baru.
Berikutnya langkah penyesuaian dan penutupan rekening dengan maksud menutup semua rekening nominal ke rekening laba rugi yang lantas memindahkan saldo tersebut ke rekening laba tidak dibagi. Langkah terakhir adalah menyesuaikan kembali rekening dengan tujuan mempermudah dalam membuat jurnal di periode akutansi berikutnya sehingga tidak terdapat kekeliruan pencatatan bahkan pengukurannya.
Penulis:
Rio Van Moor Sihombing
Mahasiswa Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.