INDONESIA sempat digemparkan dengan berita kematian seorang anak berusia 4 tahun karena tertular penyakit rabies di Nusa Tenggara Timur. Anak ini meninggal pada hari Senin, 8 Mei 2023, setelah digigit anjing pada tanggal 24 April 2023 lalu di area wajah.
Diketahui bahwa anjing yang menggigit anak tersebut ditemukan mati, satu hari setelah menggigit. Kemudian sampel otaknya diperiksa oleh Balai Besar Veteriner Depasar dan hasilnya adalah positif rabies.
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Lysavirus. Virus ini dikenal dari karakternya yang menyerang sistem saraf. Saraf yang rusak akan membuat penderitanya sensitif terhadap cahaya dan angin. Rabies biasanya menyebar melalui gigitan hewan.
Binatang yang paling mungkin menyebarkan rabies antara lain anjing, kelelawar, anjing hutan, rubah, sigung, dan rakun. Rabies dapat menginfeksi semua mamalia, termasuk manusia. Namun, ada beberapa hewan yang spesifik dapat menularkan rabies, yang disebut sebagai Hewan Penular Rabies (HPR).
Tipe Hewan yang Terkena Rabies
Tipe gila: Hewan mudah terprovokasi, sensitif, waspada, pupil mata membesar, tidak mengenal rasa takut, dan dapat menyerang hewan lain, manusia, maupun objek yang bergerak. Hewan biasa menelan benda asing seperti kotoran, batu, kawat, atau besi kandang. Gejala akan berlanjut menjadi inkoordinasi saraf, lalu mati setelah mengalami paralisis.
Tipe diam: Hewan mengalami kekakuan seperti stroke pada manusia. Biasanya dapat dilihat dari kekakuan rahang bagian bawah, mulut menganga, produksi air liur berlebihan, dan tidak bisa menelan. Tipe ini, tidak menunjukkan gejala gila atau galak, dan sangat jarang untuk menggigit. Gejala berlanjut ke paralisis seluruh tubuh, koma, dan meninggal beberapa jam kemudian (PPR).
Tahapan Penyebaran Virus
1. Virus masuk ke dalam tubuh melalui luka atau gigitan. Virus akan berjalan dari lokasi gigitan melalui saraf perifer, ke sumsum tulang belakang, dan berakhir di otak.
2. Perjalanan ini akan memakan waktu beberapa hari hingga berbulan-bulan tergantung dari daerah gigitannya. Daerah gigitan yang lebih dekat dengan otak akan menunjukkan gejala lebih cepat jika dibandingkan dengan ketika digigit jauh dari otak, seperti di tangan atau di kaki.
3. Setelah mencapai otak, virus akan menyebar melalui saraf perifer menuju glandula saliva/kelenjar air liur dan organ-organ lain.
4. Pada tahap ini, hewan maupun manusia yang terinfeksi penyakit rabies akan menunjukkan gejala sakit. Pada tahap ini juga, pengobatan apapun akan sia-sia, karena virus sudah merusak otak penderita.
5. Virus akan keluar melalui air liur, dan menular melalui gigitan, atau luka terbuka yang terkena air liur hewan yang terinfeksi rabies.
Pertolongan Pertama Ketika Terkena Rabies
“Harus ada pertolongan pertama yakni luka gigitan dicuci di air mengalir selama 15 menit, terus cucinya harus pakai sabun. Tadi kita ingat kan virusnya ada di air liur, jadi kita mau mengikis air liurnya, karena virus ini selaputnya larut dalam lemak. Jadi kalau selaputnya kena sabun, terkelupas, mati virusnya. Kita mau mengurangi jumlah virus dengan dicuci dan dipastikan mati dengan sabun. Kemudian setelah dicuci dengan sabun, beri antiseptik,” ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Ira Dewi Jani.
“Jadi setelah digigit, kalau ada kemungkinan dicurigai rabies setelah assesment indikasi. Maka nanti VAR (Vaksin Anti Rabies) akan diberikan dalam tiga tahap. Dua kali VAR pada hari itu juga, jika masih ada keluhan yang tadi disebutkan maka diberikan VAR lanjutan yakni pada H+7 dan H+21. Kalau baik-baik saja, apalagi kalo hewannya ditangkap dan baik-baik saja juga, mungkin itu bukan rabies jadi hanya diberikan VAR pada hari pertama,” ucapnya menjelaskan.
Pencegahan Penyakit Rabies
Rabies dapat dihindari dengan melakukan sejumlah upaya berikut:
1. Melakukan vaksinasi pada hewan peliharaan, yaitu anjing dan kucing.
2. Menutup lubang atau celah di rumah yang bisa menjadi sarang hewan liar.
3. Menghindari kontak dengan hewan liar atau hewan yang menunjukkan gejala rabies
4. Melapor ke lembaga pengendalian hewan jika muncul hewan-hewan liar 5. Ajari anak-anak untuk tidak menyentuh hewan liar.
6. Jika memelihara hewan, rutinlah vaksin untuk meminimalisir gejala rabies.
Penulis:
Daffa Evani
Mahasiswa Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.