TANGSELXPRESS – Di Hari Raya Idul Adha, sebagian masyarakat diyakini akan memiliki daging kurban dengan jumlah yang cukup banyak. Dengan banyaknya daging yang dimiliki, masyarakat sering menyimpan daging kurban tersebut di lemari pendingin (freezer) untuk jangka waktu tertentu. Mereka pun akan mengambil daging tersebut dari freezer saat membutuhkannya untuk diolah.
Terkait dengan menyimpan daging kurban ini, Ustadz Alhafiz menjelaskan bahwa awalnya Rasulullah SAW melarang sahabat untuk menyimpan daging kurban melebihi tiga hari.
Rasulullah meminta para sahabat untuk mengonsumsi daging kurban sesuai kebutuhan selama tiga hari. Selebihnya Rasulullah meminta para sahabat untuk berbagi daging kurban.
“Rasulullah SAW memberikan waktu tiga hari kepada para sahabat yang memiliki kelebihan daging untuk mendistribusikannya kepada mereka yang membutuhkan karena kondisi kritis di masyarakat,” tulis Ustadz Alhafiz Kurniawan, Wakil Sekretaris LBM PBNU, dikutip NU Online, Jumat (30/6/2023).
Namun seiring kondisi pangan masyarakat saat itu membaik. Rasulullah mencabut larangan penyimpanan daging. Rasulullah setelah itu mempersilakan para sahabatnya untuk mengawetkan daging kurban melebihi hari tasyrik sekalipun.
“Dari sini ulama fiqih kemudian memutuskan bahwa pengawetan atau penyimpanan daging kurban tidak dilarang. Ulama fiqih menganjurkan penyimpanan sepertiga daging kurban yang menjadi kuota konsumsinya, bukan dua pertiga daging kurban yang seharusnya didistribusikan sebagai sedekah kepada orang lain,” jelas Ustadz Alhafiz dalam tulisannya.
Setelah mengetahui hukum menyimpan daging kurban, penting bagi masyarakat untuk mengetahui cara yang baik menyimpan daging kurban. Adapun cara menyimpan daging kurban agar tetap segar dan tahan lama yakni dengan cara (1) Mencuci tangan sebelum menyentuh daging, (2) Menyegerakan dimasak atau disimpan, (3) Marinasi daging sebelum disimpan di freezer, (4) Menyimpan daging di wadah tertutup, (5) Menyesuaikan suhu freezer, dan (6) Tidak membekukan lagi daging yang sudah dicairkan.
Upaya ini dilakukan agar keberadaan daging bisa tetap dikonsumsi dan tidak menjadi barang yang mubazir. Pengolahannya pun bisa dilakukan sewaktu-waktu disesuaikan dengan kebutuhan saat ingin mengonsumsinya dengan berbagai jenis menu yang saat ini sudah beragam.