Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menikmati proses pendidikan di salah satu lembaga tinggi selama beberapa waktu yang telah ditentukan. Menjadi mahasiswa tentunya tidaklah mudah, saat pertama kali memasuki dunia perkuliahan akan mengalami suasana yang sedikit berbeda.
Menyandang predikat mahasiswa tentu ditantang untuk berkarya dan terus berkarya. Hal ini mungkin tak berbeda jauh saat duduk di bangku sekolah, yaitu dituntut untuk berprestasi.
Tuntutan untuk menjawab kesiapan sebagai mahasiswa adalah berkarya. Selama menjadi mahasiswa hendaknya memiliki minimal satu buah karya yang nantinya bisa untuk dibanggakan.
Tugas dan mahasiswa seolah menjadi sesuatu yang tak dapat dipisahkan. Mulai dari makalah, esai, resume ataupun presentasi secara individu pun tidak dapat dihindari.Namun itulah yang menjadi pembeda antara mahasiswa dan siswa sekolah menengah, dituntut untuk berpikir sekreatif mungkin yang nantinya akan dituangkan ke dalam sebuah tulisan.
Namun yang menjadi fenomena saat ini adalah rasa ingin serba “instan” dan ingin mendapat “pujian“ membuat beberapa mahasiswa menumbuhkan jiwa copy paste (menjiplak). Maksudnya adalah menyalin sebuah tulisan orang lain dengan dimodifikasi se-apik mungkin.
Budaya mahasiswa yang copy paste dalam mengerjakan tugas telah menjadi sebuah kebiasaan. Seiring dengan dimulainya perkuliahan, tugas-tugas kian menumpuk, dan untuk mempersingkat waktu dalam pengerjan tugasnya, para mahasiswa melakukan copy-paste melalui artikel artikel di internet. Biasanya mahasiswa lebih memilih mengunankan microsoft word dalam menyelesaikan tugas-tugas yang di copy paste dari internet. Namun biasanya tak hanya dari internet, tugas-tugas mahasiswa pun kadang kadang di copy-paste dari tugas teman sekelas atau yang lebih parah lagi hanya mengganti namanya dan mengumpulkan tugasnya ke dosen.
Lalu bagaimana cara untuk mengatasi budaya copy paste yang semakin mengancam kreativitas mahasiswa dalam menulis?
Yang pertama, mahasiswa harus selalu mengutip berbagai sumber sumber darimana opini atau teks tersebut di dapatkan, selain sebagai sarana menghargai penulis, itu juga dapat di gunakan sebagai bukti nyata akan segala pendapat serta sarana sarana pendkung dalam pembuatan tugas.
Kedua, mahasiswa memerlukan pelatihan menulis, atau kegiatan kegiatan meneliti sehinga mereka dapat menuangan pikira dan ide idenya sehingga mahasiswa terbiasa berpikir kritis dan ilmiah dan menuangkan ide idenya menjadi tulisan
Ketiga, mahasiswa dapat melakukan presentasi di depan kelas, hal ini dapat membuat kita mengetahui tingakat plagiat dari tugas tugas mahasiswa karena langsung di saksiakan oleh dosen itu sendiri. Atau secara tidak langsng, mahasiswa telah memahami tugas yang telah mereka buat walaupun itu copy paste dari berbagai sumber.
Keempat, mahasiswa di dorong untuk berkreatifitas dan berkarya dalam menulis, dalam konteks ini mahasiswa lebih berkeningan untuk menambah wawasan dan tidak mengcopy paste tugas dari internet, atau hanya menyertakan beberapa bukti dari berbagai sumber sebagai penguat tulisan.
Kelima, menjelaskan kepada mahasiswa tentang aturan aturan keterampilan menulis dan menjelaskan tata cara serta tata kebahasaan dalam menuis sehinga mahasiswa memiliki bayangan bayangan akan penulisan tugas-tugas yang akan mereka buat.
Penulis:
Mutia Sari
Mahasiswi Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pamulang
Tulisan ini dibuat dalam rangka tugas kuliah.