BULLYING tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Di era digital, cyberbullying menjadi ancaman serius bagi anak-anak dan remaja yang aktif menggunakan teknologi digital dan media sosial.
Cyberbullying dapat terjadi di berbagai platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lain sebagainya.
Dampak dari cyberbullying pada kesehatan mental korban juga tidak bisa dianggap remeh. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami apa itu cyberbullying dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam artikel ini, kita akan membahas bahaya cyberbullying dan memberikan beberapa cara untuk mengatasi cyberbullying.
Cyberbullying adalah masalah serius yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan korban. Cyberbullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk mengirim, memposting, atau membagikan konten negatif, berbahaya, palsu, atau jahat tentang orang lain.
Hal itu juga dapat mencakup berbagi informasi pribadi atau pribadi, gambar, atau video yang dirancang untuk menyakiti atau mempermalukan orang lain. Penindasan maya paling sering dilakukan melalui media sosial, dan ini bisa sangat sulit untuk dihadapi karena dapat bersifat anonim, gigih, dan sangat umum.
Cyberbullying dapat menciptakan lingkungan yang mengganggu di sekolah dan sering dikaitkan dengan intimidasi secara langsung. Sekolah dapat menggunakan informasi tersebut untuk membantu menginformasikan strategi pencegahan dan tanggapan.
Di banyak negara bagian, sekolah diharuskan untuk mengatasi cyberbullying dalam kebijakan pencegahan intimidasi mereka. Beberapa undang-undang negara bagian juga mencakup perilaku di luar kampus yang menciptakan lingkungan sekolah yang bermusuhan. Penting untuk memahami berbagai jenis cyberbullying dan dampaknya terhadap korban.
Salah satu contoh kasus cyberbullying di Indonesia adalah kasus Audrey pada tahun 2019. Kasus ini bermula dari saling ejek antara Audrey dengan siswi SMA di media sosial. Salah satu pelajar mengakui perkelahian dimulai dari dirinya dengan Audrey karena kekesalannya terhadap korban yang sering mem-bully dirinya di media sosial. Audrey dan para siswi SMA itu pun bertemu di tepi Sungai Kapuas, pada Jumat (29/3) untuk menyelesaikan cekcok dari media sosial itu. Saat bertemu lalu terjadi perkelahian. Sorotan besar atas kasus ini berawal dari munculnya tagar JusticeforAudrey di media sosial.
Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi cyberbullying antara lain:
-Jangan merespons atau membalas pesan atau komentar yang kasar atau mengancam. Hal ini dapat memicu pelaku untuk terus melakukan tindakan cyberbullying.
-Blokir atau hapus akun pelaku dari media sosial atau aplikasi pesan yang digunakan untuk melakukan cyberbullying.
-Simpan bukti-bukti tindakan cyberbullying yang dilakukan oleh pelaku, seperti tangkapan layar atau screenshot, untuk digunakan sebagai bukti jika diperlukan.
-Laporkan tindakan cyberbullying ke pihak yang berwenang, seperti polisi atau pengelola media sosial atau aplikasi pesan yang digunakan. Jangan takut untuk meminta bantuan atau dukungan dari orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman, atau guru.
-Tingkatkan kesadaran dan edukasi tentang bahaya cyberbullying, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat secara umum, sehingga dapat mencegah terjadinya tindakan cyberbullying di masa depan.
Bullying, baik di dunia nyata maupun dunia maya, merupakan masalah serius yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik korban. Beberapa dampak dari bullying adalah depresi, rendahnya kepercayaan diri, pemalu dan penyendiri, merosotnya prestasi akademik, dan bahkan terpikir atau mencoba untuk bunuh diri.
Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan dan penanganan bullying, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat secara umum.
Selain itu, perlu juga dilakukan pengawasan dan pemantauan terhadap anak-anak baik di dunia nyata maupun dunia maya, serta mempelajari dan mengenali karakter anak untuk mencegah terjadinya bullying.
Semua pihak, baik guru, orangtua, maupun masyarakat, harus bekerjasama untuk mencegah dan mengatasi masalah bullying agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan bahagia.
Penulis:
Pertiwi Agustina
Universitas Pamulang
Tugas ini dibuat dalam rangka tugas mata kuliah Bahasa Indonesia