DUNIA digital mengacu pada semua aspek kehidupan manusia yang terhubung dengan teknologi digital, termasuk penggunaan perangkat elektronik seperti komputer, smartphone, tablet, dan internet.
Dunia digital telah mengubah cara manusia berinteraksi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek kehidupan yang terhubung dengan dunia digital ialah media sosial.
Media sosial merupakan suatu platform digital yang menyediakan fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya.
Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan di media sosial, misalnya yaitu melakukan komunikasi atau interaksi hingga memberikan informasi atau konten berupa tulisan, foto dan video. Beberapa media sosial yang umum digunakan di Indonesia, seperti Facebook, Instagram, Twitter, Tiktok, Whatsapp, dan Linkedln.
Media sosial menjadi suatu hal yang sangat penting saat ini, bahkan seolah-olah telah menjadi kebutuhan “primer” bagi seluruh masyarakat. Hal itu terlihat pasti adanya aplikasi media sosial, seperti Facebook, Instagram, Twitter, Tiktok, Whatsapp, dan lainnya pada setiap pengguna smartphone.
Media sosial dapat menjadi media hiburan, edukasi atau pendidikan, promosi, komunikasi, dan bahkan dapat menjadi media dalam menghasilkan pendapatan atau uang, tetapi manfaat yang diberikan oleh media sosial tidak terlepas dari dampak negatif yang ditimbulkan.
Setiap aktivitas yang dilakukan di media sosial selalu melibatkan penggunaan bahasa Indonesia, baik berupa tulisan maupun lisan.
Pada masa ini tidak sedikit ditemukan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak memenuhi standar bahasa Indonesia dalam komunikasi atau interaksi di media sosial. Ungkapan gaul atau kata yang disingkat-singkat kerap sekali ditemukan pada konten yang dibagikan di media sosial.
Penggunaan ungkapan gaul atau kata yang disingkat-singkat telah menjadi suatu hal yang lazim bagi anak-anak muda, bahkan bagi mereka itu keren, tetapi hal itu dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam berinteraksi.
Standar bahasa Indonesia digunakan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam membagikan informasi dan melakukan komunikasi.
Bahasa gaul dan penyingkatan kata sudah ada sejak lama. Sama seperti teknologi digital, bahasa gaul juga mengalami perkembangan dari masa ke masa. Dahulu bahasa gaul dikenal dengan sebutan prokem.
Bahasa prokem merupakan bahasa yang sering digunakan oleh kalangan remaja atau komunitas tertentu sebagai sarana komunikasi antar sesamanya. Bahasa prokem ini popular pada tahun 1980-an. Contoh kata yang merupakan bahasa prokem ialah Bokap yang berarti Bapak.
Saat ini bahasa gaul yang sedang tren ialah bahasa Gaul Jaksel. Kata jaksel merupakan singkatan dari Jakarta Selatan yang mana sebelumnya bahasa gaul ini hanya digunakan di tongkrongan anak-anak sebaya yang hidup atau tinggal di Jakarta Selatan, tetapi istilah-istilah tersebut telah menyebar hampir keseluruh kota-kota di Indonesia dan banyak digunakan di media sosial.
Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia sehingga bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti. Bahasa gaul Jaksel sendiri merupakan campuran antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Selain gemar berbahasa gaul, generasi muda juga sering menyingkatkan kata saat sedang berkativitas di media sosial. Penyingkatan kata bukanlah hal yang tidak diperbolehkan di dalam bahasa Indonesia. Namun, ada kaidah saat melakukan penyingkatan dalam bahasa Indonesia dan hanya hal itu hanya untuk beberapa kata alias tidak semua kata dalam bahasa Indonesia dapat disingkat atau dipendekkan.
Sering sekali ditemukan kata- kata pada tulisan atau pesan di media sosial disingkat, misalnya “dimana” disingkat menjadi dmn,“kapan” disingkat menjadi kpn, dan masih banyak lagi penyingkatan kata di media sosial yang tidak sesuai dengan PUEBI.
Pengunaan bahasa gaul memiliki dampak positif apabila digunakan pada kondisi yang tepat dan juga dalam keadaan memahami kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sedangkan dampak negatif dari penggunaan bahasa gaul ialah mempersulit penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Oleh karena itu pemahaman dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus tetap dimiliki oleh setiap masyarakat Indonesia karena dalam dunia pendidikan atau dunia kerja bahasa yang dapat digunakan ialah bahasa yang formal, yakni sesuai dengan PUEBI.
Masyarakat Indonesia saat ini terutama genarasi muda yang banyak menggunakan bahasa gaul dan singkatan-singkatan dalam beraktivitas di media sosial merupakan peyimpangan dari penggunaan bahasa Indonesia.
Adanya penyimpangan ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Penyimpangan dalam penggunaan bahasa Indonesia di media sosial disebabkan oleh rendahnya kesadaran dan rasa cinta masyarakat Indonesia terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Penulis:
Juliani Simanjuntak-Program Studi Akuntansi-Universitas Pamulang