TANGSELXPRESS – Para sineas perempuan membagikan pemikiran mereka tentang industri film serta pesan mereka untuk perempuan Indonesia menjelang Hari Film Nasional (HFN) yang diperingati dalam bulan yang sama dengan Hari Perempuan Sedunia.
Mengutip keterangan pers Netflix, aktris Marisaa Anita berharap semakin banyak perempuan di dunia nyata yang bisa melihat sosok dirinya terwakili di film Indonesia. Menurut dia, film menjadi salah satu cara untuk melihat budaya, fenomena sosial, serta menghargai sosok hebat yang ada di sekeliling masyarakat.
Senada, aktris Siti Fauziah juga percaya film merupakan media yang kuat untuk menceritakan kisah-kisah perempuan dari berbagai lapisan sosial.
“Saya berharap industri perfilman Indonesia dapat memberikan ruang yang lebih luas lagi untuk menghadirkan kisah lokal yang penuh makna beserta sosok perempuan di dalamnya,” kata Siti yang dikenal berkat perannya sebagai Bu Tejo di film pendek “Tilik” itu.
Sementara itu, produser film “Nightmares & Daydreams” Tia Hasibuan mengatakan dirinya percaya bahwa film memiliki kekuatan besar untuk merepresentasikan suara perempuan.
“Saya berharap akan ada lebih banyak kreator perempuan Indonesia yang terlibat dalam industri film agar terus menghasilkan karya-karya orisinal,” kata dia.
Produser Shanty Harmayn juga merasa bangga bahwa saat ini semakin banyak representasi perempuan dalam industri film, mulai dari penulis, sutradara, hingga aktris muda berbakat. Menurut dia, keterlibatan sineas perempuan memungkinkan narasi dan karakter yang mewakili sudut pandang perempuan
“Salah satunya Dasiyah dalam serial Netflix Indonesia Original ‘Gadis Kretek’ yang sedang saya kerjakan bersama Kamila Andini, Tanya Yuson, Ratih Kumala, Dian Sastrowardoyo, dan banyak perempuan hebat lainnya,” kata dia.
Menyambung Shanty, Dian Sastrowardoyo menilai bahwa cerita dalam film-film Indonesia kini semakin beragam dan menjadi jendela kehidupan perempuan Indonesia. Dia pun berharap kisah perempuan Indonesia dapat disaksikan oleh masyarakat luas secara global.