TANGSELXPRESS- Kasus bullying yang kerap terjadi dalam dunia pendidikan di Indonesia memang kian memprihatinkan. Hasil kajian Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter tahun 2014 menyebutkan, hampir setiap sekolah di Indonesia ada kasus bullying, meski hanya penindasan verbal dan psikologis/mental.
Hal ini menjadi tema utama dalam seminar parenting yang digelar BaKOS SD Al Zahra Indonesia bersama dr Aisah Dahlan, dokter yang juga konsultan penanggulangan dan penyalahgunaan narkoba dan sekaligus praktisi neuroparenting skill.
Dalam seminar yang digelar via Zoom tersebut, Aisah mengatakan bullying terbagi menjadi beberapa bentuk, antara lain:
Bullying Secara Fisik : Melibatkan kontak fisik
Bullying Secara Verbal : Menyakiti melalui perkataan namun menyakiti sampai ke hati.
Bullying Secara Sosial : Menyebarkan rumor yang belum pasti, dan mengajak orang untuk membenci seseorang.
Cyber Bullying : Menyakiti dengan kata-kata yang dibuat di media social (Netizen).
Sexual Bullying : Perundungan berulang secara seksual, dalam kasus lebih parah bisa melakukan kekerasan seksual.
Aisah Dahlan menjelaskan bullying atau tindakan perundungan bisa terjadi dikarenakan kurangnya kasih sayang. Menurutnya, baterai kasih sayang ibarat lima rangkaian seri.
“Rasa aman dan nyaman seseorang berbanding lurus dengan isi baterainya. Penyimpangan perilaku adalah indikasi isi baterai sudah mencapai batas kritis minimal. Perhatikan urutan pertama dari anak-anak kita, karena baterai pertama anak-anak berbeda,” papar Aisah Dahlan.
Apa yang terjadi jika baterai kasih sayang tidak terpenuhi?
– Jika baterai pujian tidak dipenuhi : anak akan suka mengejek dan menjelekkan orang lain (melakukan verbal / social bullying).
– Jika baterai sentuhan fisik tidak dipenuhi : anak akan suka mecubit dan melakukan kekerasan fisik (melakukan bullying fisik).
– Jika baterai pelayanan tidak dipenuhi : anak akan selalu minta dilayani dengan cara kasar, menjadi bossy, (melakukan bully fisik dan social).
– Jika baterai quality time tidak dipenuhi : anak akan senang menyendiri, ngambek, (melakukan cyber bullying).
– Jika baterai hadiah tidak dipenuhi : anak akan pelit dan tidak suka berbagi (melakukan bullying fisik bahkan kleptomania).
Untuk mengatasi bullying, berikut tips dari dr Aisah Dahlan:
1. Ajari anak apa itu bullying
2. Ketahui tanda-tanda bullying
3. Ajari anak untuk tidak belaku kasar baik fisik/verbal
4. Ajari anak mempertahankan dirinya saat menjadi korban bullying
5. Ketahui siapa pihak sekolah yang dapat dihubungi jika anak terkena bullying
6. Laporkan kepada pihak sekolah
7. Suarakan ketidaksetujuan kepada pihak sekolah
8. Bekerjasama dengan pihak sekolah dalam melawan bullying
9. Habiskan banyak waktu disekolah untuk mencegah bullying
Seminar ini diikuti 200 lebih peserta yang terdiri dari para orangtua murid dan pengajar. Ketua BaKOS SD Al Zahra Indonesia, Difa Farhanah merasa bangga dan senang bisa menghadirkan acara seminar yang sangat bermanfaat.
“Bangga sekali bisa mengundang ibu dokter Aisah Dahlan, pakar yang luar biasa ilmunya. Seminar ini memberi banyak manfaat dan ilmu baru buat kita semua. Terima kasih kepada tim Divisi Pengembangan Edukasi BaKOS SD Al Zahra Indonesia yang sudah membuat acara ini ada,” papar Difa Farhanah.