TANGSELXPRESS – Kabar duka datang dari salah satu keluarga aktivis 98, yakni keluarga dari seorang aktivis dan penyair era orde baru Wiji Thukul. Informasi yang berhasil diterima TANGSELXPRESS, istri Wiji Thukul, Siti Dyah Sujirah alias Mbak Sipon hari ini meninggal dunia.
Berdasarkan kabar duka yang diterima TANGSELXPRESS melalui surat Lelayu menjelaskan, Siti Dyah Sujirah alias Mbak Sipon meninggal dunia pada Kamis 5 Januari 2023. Mbak Sipon meninggal pada pukul 13:01 WiB, dalam perawatan di Rumah Sakit Hermina, Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis 5 Januari 2023.
Mbak Sipon meninggalkan dua anak, yakni Fitri Nganti Wani dan Fajar Merah. Kedua anak almrahum Wiji Thukul dan almarhum Mbak Sipon saat ini telah memiliki keluarga masing-masing. Mbak Sipon meninggal dunia di usianya yang ke 55 tahun.
Rencananya, jenasah almarhum Mbak Sipon akan dikebumikan di Astana Purwoloyo, Sekar Pace, Kecamatan Jebres, Kota Solo. Jenasah akan diberangkatkan dari rumah duka di Kampung Jagalan Rt 01/14, Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres, Kota Solo, sekitar pukul 10:00 WIB menuju Astana Purwoloyo, Sekar Pace, Kecamatan Jebres.
Dengan adanya kabar duka tersebut membuat kaget dari kalangan teman-teman aktivis 98, salah satunya datang dari rekan Wiji Thukul, yakni Antun Joko Susmana alias AJ Susmana. Pasalnya, menurut AJ Susmana, almarhum Mbak Sipon tidak bisa dilupakan begitu saja dalam sejarah perjuangan Wiji Thukul.
Almarhum Mbak Sipon dimata AJ Susmana merupakan sosok yang tidak bisa dilupakan oleh teman-teman aktivis 98 kala itu. Sebab, sosok almarhum Mbak Sipon selalu ada dikala Wiji Thukul mengadakan rapat semasa menjabat Ketua Jaringan Kerja Kesenian Rakyat (JAKER).
“Sekitar tahun 1993-1996, sebelum crackdown 27 Juli 1996. Sewaktu saya masih mahasiswa, dan menjadi sekretaris Jaringan Kerja Kesenian Rakyat (JAKER). Sementara Wiji Thukul sebagai ketuanya, saya sering datang ke rumah Wiji Thukul, baik untuk rapat atau main saja. Mbak Sipon kadang nimbrung dan atau sibuk dengan kerjaannya, tapi nggak pernah mengeluh,”terang AJ Susmana kepada TANGSELXPRESS saat mengenang almarhum Wiji Thukul dan almarhum Mbak Sipon.
“Ia tahu perjuangan yang kami lakukan, dan ia terlibat menjadi bagian dengan caranya sendiri. Sesudah Soeharto jatuh di era reformasi dan Wiji Thukul hilang dikabarkan diculik, dan tak pasti kapan kembali,”ujar AJ Susmana.
Meski begitu, AJ Susmana pun menceritakan kenangan kala almarhum Mbak Sipon ketika masih sehat wal afiat. Ketika itu, hal yang tidak bisa dilupakan AJ Susmana kepada almarhum Mbak Sipon saat mampir di rumahnya yang dulu dijadikan sebagai base camp pergerakan 98.
Kata AJ Susmana, almarhum Mbak Sipon selalu bertanya kabar teman-teman perjuangan saat mampir ke Solo. Hal itu yang tidak bisa dilupakan soal kenangan bersama almarhum Mbak Sipon.
Beliau, sambung AJ Susmana, Mbak Sipon tidak memiliki rasa cemburu kepada teman-teman perjuangan meski merasa dilupakan.
“Sesekali saya juga mampir, Mbak Sipon selalu bertanya kabar kawan-kawan dengan tulus tanpa cemburu atau dengki atau merasa dilupakan. Bahkan, almarhum bertanya juga kelanjutan perjuangan,”beber AJ Susmana.
Sekedar informasi, TANGSELXPRESS telah mendapatkan izin secara langsung dari AJ Susmana terkait pengutipan wawancara untuk dipublikasikan.