TANGSELXPRESS – The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII) mengadakan sebuah diskusi publik daring The Indonesian Forum seri ke-93 dengan tema “Persiapan Partai Politik Menghadapi Pemilu Tahun 2024”.
Diskusi daring yang merupakan bagian dari diseminasi laporan tahunan TII “Indonesia Report 2022” menghadirkan Ahmad Hidayah, Peneliti Bidang Politik TII; Mahfuz Siddiq, Sekretaris Jenderal Partai Gelora; dan Dea Tunggaesti, Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Di awal diskusi, Ahmad Hidayah yang mengambil objek penelitian Partai Gelora, mengatakan bahwa terdapat sejumlah tantangan bagi Partai Gelora pada proses verifikasi administrasi, salah satunya adalah modal finansial.
Meski demikian, hasil temuan penelitian TII memperlihatkan bahwa hal tersebut dapat diatasi oleh Partai Gelora.
“Tidak dapat dipungkiri bahwa ongkos politik menjadi satu persoalan. Misalnya, dalam pembentukan kantor. Ini _kan_ butuh biaya yang tidak sedikit. Tapi di beberapa daerah, Partai Gelora mendapatkan bantuan pendanaan dari kadernya. Walaupun, ada pula bantuan pendanaan dari pusat,” jelas Ahmad.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PSI, Dea Tunggaesti, juga bercerita pengalaman partai tersebut saat menjalani proses verifikasi administrasi dan faktual. Menurutnya, komunikasi kerap menjadi persoalan. Meski demikian, pengalaman di Pemilu tahun 2019 menjadi pembelajaran berarti.
“Geografis Indonesia menjadi satu tantangan bagi kami (PSI). Selain itu, Internet yang belum merata juga menjadi persoalan, sehingga komunikasi kami dengan pengurus di daerah menjadi tantangan bagi kami (PSI),” papar Sekretaris Jenderal PSI, Dea Tunggaesti.
Setelah resmi menjadi peserta pemilu, Mahfuz Siddik, Sekretaris Jenderal Partai Gelora mengatakan bahwa tahapan selanjutnya yang akan dilakukan oleh Partai Gelora adalah merekrut bakal calon anggota legislatif. Hal ini juga dianggap menjadi tantangan bagi Partai Gelora.
Meski demikian, mengutip pernyataan dari Junef Ismaliyanto dalam Indonesia Report 2022, bahwa Partai Gelora tidak harus merekrut “bintang”, tapi bagaimana menciptakan “bintang” tersebut.
Di akhir diskusi, baik PSI maupun Partai Gelora mengatakan bahwa telah siap menghadapi Pemilu Serentak tahun 2024 mendatang. Untuk itu, Ahmad Hidayah dalam pernyataan penutupnya mengatakan bahwa dalam menghadapi pesta demokrasi tahun 2024, maka semua pihak harus bersiap untuk berpesta dan berbahagia.
“Pemilu esensinya adalah pesta demokrasi. Namanya pesta, maka semua harus berbahagia. Bahagia pemilihnya, bahagia peserta pemilunya, bahagia partai politiknya, bahagia pula penyelenggara pemilunya. Semoga Pemilu tahun 2024 mendatang dapat melahirkan pemimpin yang memiliki visi dan misi untuk memajukan Indonesia.” tutup Ahmad.