TANGSELXPRESS – Sekitar 24 startup di Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Fenomena PHK yang terjadi saling beriringan tersebut pun menjadi sorotan anggota Komisi IX DPR RI.
Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher menyoroti fenomena maraknya PHK di dunia startup. Tercatat, hingga awal Desember 2022, sudah ada 24 Startup di Indonesia yang melakukan PHK. Menurut Netty, pemerintah melalui Kemnaker RI harus terus memantau proses PHK tersebut.
“Pastikan hak-hak pekerja yang harus dipenuhi oleh perusahaan startup. Pemerintah harus membuka layanan aduan untuk para pekerja yang merasa hak-haknya tidak tertunaikan,” terang Netty Prasetiyani Aher dalam keterangannya kepada awak media seperti dikutip TANGSELXPRES melalui DPR.go.id, Selasa 13 Desember 2022.
Selain soal hak pekerja dari perusahaan, Netty juga meminta pemerintah melalui BPJS Ketenagakerjaan segera mencairkan dana Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP). “Pemerintah sebaiknya memiliki skema agar para pekerja yang di PHK ini dapat diserap di berbagai sektor pekerjaan. Maksimalkan bursa kerja dan implementasi kartu prakerja,” katanya.
“Tentunya mantan pekerja startup ini memiliki talenta digital yang dibutuhkan dalam industri era digital saat ini,” ujar Netty.
Dengn begitu, politisi dari F-PKS tersebut meminta Kemnaker RI agar membuka ruang komunikasi dengan para startup-startup di tanah air. Hal itu dilakukan agar PHK tersebut tidak berdampak terhadap ekonomi nasional.
“Segala upaya untuk mencegah PHK harus terus dilakukan agar jangan sampai badai PHK ini berlanjut. PHK demi PHK yang terjadi akan berdampak kepada ekonomi nasional yang tengah bergeliat bangkit sejak pandemi Covid-19,” pungkas Netty.