TANGSELXPRESS– Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merespons beredarnya berbagai informasi terkait bencana alam.
BMKG menekankan bahwa informasi resmi terkait kebencanaan hanya bersumber dari instansi pemerintah.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, saat ini mulai bertebaran berita bohong (hoaks) yang mengatasnamakan BMKG.
“Mohon warga Cianjur dan sekitarnya jangan mempercayainya,” ujar Daryono dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (23/11).
Dia mengatakan, informasi resmi kebencanaan hanya dikeluarkan dari pihak yang berhubungan langsung dengan kejadian bencana seperti BMKG, Basarnas, BNPB, Tagana, TNI/Polri dan aparat pemerintah setempat.
Terkait kabar beredar mengenai pergerakan patahan atau sesar Cimandiri di daerah Sukabumi dan erupsi Gunung Gede, Daryono menyatakan bahwa informasi itu adalah hoaks.
“Pesan suara yang mengatasnamakan BMKG, bahwa akan terjadi gempa besar di Waduk Cirata adalah berita bohong,” katanya.
Menurutnya, sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi dengan tepat, kapan, dimana dan berapa kekuatan gempa yang akan terjadi.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (22/11) sore, mencatat sebanyak 268 korban meninggal akibat gempa. Dari 268 korban tersebut, sudah teridentifikasi identitasnya sebanyak 122 jenazah.
Kemudian BNPB juga mencatat, terdapat 151 korban hilang, dan masih dalam pencarian. Untuk korban luka-luka sebanyak 1.083 orang, jumlah pengungsi 58.362 orang.
Sementara kerugian material rumah rusak berat sejumlah 6.570 unit, rumah rusak sedang sejumlah 2.071 unit, rumah rusak ringan 12.641 unit. Data itu masih berkembang seiring dengan terus dilaksanakannya pendataan.