TANGSELXPRESS – Perum Bulog memiliki stok beras mencapai 1,2 juta ton. Stok tersebut di klaim bisa digunakan untuk jangka waktu enam bulan kedepan.
Informasinya, stok beras sebanyak itu di simpan Bulog di gudang dalam negeri dan stok yang ada di luar negeri. Untuk saat ini Bulog tengah fokus mempertahankan stabilitas harga beras di masyarakat, Sabtu 19 November 2022.
Dengan adanya stok beras yang dianggap cukup, Bulog mengklaim akan mempertahankan stabilitas harga beras secara maksimal demi kepentingan rakyat banyak. Terlebih ditengah situasi seperti sekarang, Sabtu 19 November 2022.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) menjelaskan terkait stok beras yang dimiliki Bulog. Menurut Buwas, jumlah stok yang dikuasai Bulog saat ini sebanyak 625 ribu ton beras di dalam negeri.
Selain itu, Bulog juga sudah melakukan kerjasama dengan mancanegara dengan menyimpan stok sebanyak 500 ribu ton beras komersil yang berada di luar negeri.
“Total stok yang kami punya sekarang sudah hampir 1,2 juta ton yang tersimpan di gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia ditambah stok beras komersil hasil kerjasama di luar negeri,” terang Budi Waseso seperti dikutip TANGSELXPRESS melalui infopublik.
“Stok beras di luar negeri ini bisa kapan saja kami tarik jika memang stok dalam negeri sudah habis. Intinya untuk stok beras tidak ada masalah,” jelasnya.
Kendati demikian, Bulog akan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk menjamin ketersediaan pangan. Kata Buwas, selain memiliki jaringan infrastruktur kantor dan gudang yang tersebar sampe pelosok tanah air, Bulog juga sudah memiliki gudang retail modern sebagai pusat distribusi serta penjualan secara retail.
“Kami pastikan juga bahwa seluruh jaringan yang bekerjasama dengan Perum Bulog sudah menyediakan kebutuhan beras di tingkat lokal baik secara offline maupun online, juga outlet-outlet binaan Perum Bulog seperti RPK (Rumah Pangan Kita) yang tersebar di seluruh Indonesia, serta jaringan retail modern yang ada” kata Budi Waseso.
Bahkan, Buwas mengklaim bahwa Bulog juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah guna menjaga harga beras di tingkat konsumen tetap stabil atau tidak mengalami lonjakan.