TANGSELXPRESS – Desainer berdarah Indonesia yang kini menetap di Kanada Juan Iskandar menggebrak Fashion Art Toronto (FAT) Fashion Week dengan karya apiknya. FAT berlangsung pada 10-13 November 2022 lalu di Toronto, Kanada.
Di pameran busana ini, Juan Iskandar memamerkan 21 karya busana terbaiknya yang berbahan utama tenun serta hiasan kepala (headpieces) khas Indonesia. Wow..
Juan yang saat ini menetap di Montreal, Kanada adalah sosok di balik brand Koh Montreal. Juan adalah seorang pembuat pola ahli dan pengrajin gaun di brand tersebut.
Di FAT, Juan memadukan mode tinggi dan warisan Indonesianya untuk koleksinya yang akan datang, yaitu “The Color of Energy.”
Koleksi ini terinspirasi dari kekayaan budaya Tanah Air. Oleh karena itu, setiap koleksinya mempunyai ciri khas dan sentuhan yang beragam berdasarkan daerah asal.
“Indonesia memiliki lebih dari 1.000 pulau, dan 27 bahasa dan budaya yang berbeda. Karena itu, kami memiliki karakteristik gaun yang berbeda, dan bahan kainnya,” ungkap Juan dalam keterangannya.
“The Color of Energy” ini sendiri dinamakan berdasarkan teknik yang ia gunakan, yaitu dengan menggabungkan tenunan warna-warni dengan kain mewah serta praktik dari pembuatan garmen itu sendiri.kan sosok di balik brand Koh Montreal. Ia disebutkan sebagai seorang pembuat pola ahli dan pengrajin gaun di brand tersebut.
“Energi (menggambarkan) waktu yang kita habiskan untuk satu materi, (dan) energi untuk memadukan (kain) dalam satu mahakarya,” tambahnya menjelaskan.
Juan memberikan judul di setiap desain yang akan dia sampaikan dengan perpaduan warna kain tenun dan balutan bahan kain yang sedang trend saat ini.
Di sisi lain, energi yang di maksud adalah kekuatan warna yang dari bahan utama yang dipadupadankan dengan teknik line masa kini, sehingga menciptakan mahakarya di setiap desain yang dibuatnya.
Khusus untuk koleksi The Color of Energy, Iskander mengutip beberapa inspirasi fashion kelas atas, termasuk pameran resor terbaru dari brand legendaris Dior.
Koleksi kapal pesiar Dior tahun 2022 memadukan budaya Spanyol dan Yunani serta haute couture.
Pengaruh besar lainnya adalah desainer Lebanon yang produktif, Elie Saab yang gaun mewahnya dipenuhi permata dan ditonjolkan oleh garis-garis bersih dan profil yang rapi.
Menurut Juan, kedua desainer ini mempunya dua karakter yang kuat satu sama lain. Dengan desain dramatis, cocok di badan si pemakai (silutet), dan juga sentuhan final pada tiap gaunnya.
Pada musim sebelumnya, brand Juan Koh Montreal pun memukau penonton dengan kecanggihan dan kerumitan koleksi Pearls from South Asia atau Mutiara dari Asia Timur.
Karya Juan menyita perhatian orang-orang dengan headpice buatan tangan yang di berikan sentuhan mutiara, aksesoris, tassel, dan bordiran tangan. Untuk penampilan kali ini, tentunya akan dinantikan banyak penonton.
“Saya (akan) membawa jepit rambut tradisional Indonesia ke runway. Anda hanya dapat melihat atau memakai jepit rambut ini di acara-acara khusus, seperti menjadi pengantin,” ucapnya.
Jepit rambut yang ia maksud adalah tusuk konde, yang merupakan aksesoris buatan tangan. Juan pun memberikan sentuhan yang lebih berbeda, lebih lux dan elegant.
Melalui kreasinya, Juan berharap untuk dapat menunjukkan lebih banyak budaya khas di Indonesia. Ia ingin semua budaya Indonesia memiliki momen mereka masing-masing.
“Karena Indonesia memiliki banyak budaya yang berbeda. 27 budaya, berbeda satu sama lain, dalam satu negara,” ungkap Juan Iskandar.
“Lebih mudah bagi saya untuk menunjukkannya satu per satu dengan desain yang berbeda untuk koleksi saya,” imbuhnya.
Juan pun menyampaikan bagaimana ia ingin selalu membawakan ciri khas Indonesia di panggung fashion dunia. Karena meskipun dirinya telah tinggal di Kanada, ia tetap berdarah Indonesia.
“Saya berharap, di setiap sentuhan karya saya kali ini bisa membawakan dan merayakan atau menyampaikan budaya di tiap-tiap daerah dengan sentuhan berbeda dari saya,” kata Juan.