TANGSELXPRESS- Dunia mulai memasuki era society 5.0, dimana di era ini manusia dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi Industri 4.0 dan berpusat di teknologi.
Konsep resolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 sebenarnya tidak memiliki perbedaan yang jauh, akan tetapi konsep society lebih fokus pada konteks terhadap manusia.
Jika revolusi industri menggunakan AI, dan kecerdasan buatan sebagai komponen utamanya sedangkan Society 5.0 menggunakan teknologi modern hanya saja mengandalkan manusia sebagai komponen utamanya.
Esensi mengenai perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin menuntut manusia untuk terus berkembang seiring dengan adanya pembaharuan revolusi industri 5.0.
Dalam Society 5.0, komponen utamanya adalah manusia yang mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi di kemudian hari.
Revolusi industri era 5.0 merupakan konsep pendidikan di masyarakat yang telah melek atau sudah memahami Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK. Beberapa keahlian perlu dikuasai di antaranya berpikir kreatif, inovatif, kritis, keterampilan berkomunikasi dan keterampilan berkolaborasi.
Dalam hal ini erat kaitannya dengan dunia pendidikan salah satunya eksistensi pembelajaran sastra Indonesia dalam menyongsong revolusi industri 5.0. Hal tersebut berkaitan dengan 4 model revolusi yang berkalian dengan pembelajaran bahasa, yaitu pendidikan karakter, pendidikan moral, keteladanan dan kemampuan soft skill dan hard skill yang dimiliki.
1. Pendidikan Karakter
Kaitan antara pendidikan moral dengan sastra Indonesia yaitu bahasa yang merupakan alat komunikasi antar sesama manusia. Tanpa komunikasi manusia tak akan dapat bersosialisai antar sesama karena hakikatnya manusia adalah makhluk sosial.
Oleh karena itu, sebagai makhluk sosial manusia memiliki moral yang mampu mengukur kapasitas diri. Moral seseorang akan terlihat melalui tingkah laku dan bahasa yang dimiliki. Untuk menumbuhkan moral dalam diri, harus memiliki ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui bahasa. Pendidikan moral perlu diimbangi dengan bahasa yang baik dan benar. Bahasa yang baik dan benar merupakan bahasa yang tidak menyinggung perasaan orang lain dan mampu mengimbangi tenpat dan kondisi lingkungan sekitar.
2. Pendidikan Moral
Pendidikan moral adalah usaha yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar seseorang dapat aktif mengembangkan potensi yang dimilikinya agar dapat memilik kualitas kompetensi kepribadian yang tinggii dan berwawasan luas, sehingga nantinya dapat memahami dan membentuk karakter seseorang.
3. Keteladanan
Seorang pendidik erat kaitannya dengan keteladanan yang dimiliki sehingga harus mencontohkan sesuatu yang baik terhadap peserta didik. Salah satunya adalah mencontohkan dan mendidik peserta didik dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai ejaan bahasa Indonesia.
Seringkali peserta didik menggunakan bahasa gaul atau bahasa yang sedang tren di kalangan remaja yang mengakibatkan variasi bahasa baru yang kurang baku. Tak jarang bahasa yang tercipta terdengar kasar dan tidak baik untuk diucapkan. Oleh karena itu peran pendidik untuk meluruskan kembali bahasa yang mengalami percampuran bahasa di kalangan remaja dengan tujuan agar peserta didik mampu mengucapkan bahasa yang baik dan benar sehingga dapat menyesuaikan kondisi lingkungan sekitar.
4. Kemampuan
Pendidikan saat ini masih terfokus pada pengembangan kecerdasan peserta didik dari sisi kognisi, peserta didik diberikan konsep dan materi tentang pengetahuan. Pengetahuan yang berikan masih sebatas kemampuan dasar yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa terdapat dua kemampuan yang dimiliki yaitu soft kill dan hard skill.
Kedua kemampuan tersebut merupakan kemampuan yang berbeda namun dimiliki olehs emua peserta didik. Kemampuan tersebut dapat diasah dan dilatih oleh pendidik agar kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik terbentuk
dengan utuh.
Keempat model tersebut sangat berkaitan dengan pendidikan sastra indonesia yang berpacu pada bahasa sebagai alat komunikasi dan lambang negara. Pada revolusi industri ini diharapkan mampu meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia dengan mengaitkannya pada teknologi yang telah berkembang pesat saat ini.
Penulis: Argus Bilal (Mahasiswa Universitas Pamulang dalam rangka tugas kuliah)