TANGSELXPRESS – Kisah Kerajaan Majapahit, Raja Hayam Wuruk saat lahir disambut letusan Gunung Kelud di Jawa Timur menjadi cerita sajian pagi. Dalam sejarah itu diceritakan bahwa Raja Hayam Wuruk memerintah Kerajaan Majapahit antara tahun 1350 Masehi hingga 1389 Masehi.
Seperti dikutip TANGSELXPRESS dari The History of Javanese Kings menjelaskan, bahwa Raja Hayam Wuruk adalah putra dari Tribhuwana Tunggadewi dan Sri Kertawardhana alias Cakradhara.
Nama Hayam Wuruk memiliki arti dan makna “ayam terpelajar”. Menurut sumber tersebut, Hayam Wuruk saat dilahirkan, alam menyambutnya dengan terjadinya gempa bumi, hujan lebat, dan meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur.
Hayam Wuruk memerintah Majapahit selama 39 tahun, yaitu antara tahun 1350 M sampai 1389 M. Hayam Wuruk naik tahta di usia muda yaitu saat berumur 16 tahun dan menjadi raja keempat menggantikan Tribhuwana Tunggadewi.
Di masa kepemimpinannya, Hayam Wuruk didampingi seorang mahapatih bernama Gadjah Mada. Hayam Wuruk kemudian memperistri putri dari Wijayarajasa (Bhre Wengker) yang bernama Sri Sudewi dengan gelar Paduka Sori.
Hayam Wuruk mempunyai putri bernama Kusumawardhani, yang menikah dengan Wikramawardhana (raja kelima Majapahit).
Bersama Gajah Mada, Hayam Wuruk membangun Majapahit ke puncak kejayaan berdasarkan falsafah kenegaraan: Bhinneka Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangrwa yang bermakna “Meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu dan tidak ada kerancuan dalam kebenaran”.
Sumber: The History of Javanese Kings