TANGSELXPRESS – Suporter Arema FC dikabarkan melampiaskan kekecewaannya turun ke lapangan untuk menanyakan kepada pemain terkait tim kebanggannya bisa kalah melawan rivalnya Persebaya Surabaya, yang berbuntut kerusuhan. Begini kronologi kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan versi polisi.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta saat memberikan keterangan di Mapolres Malang menjelaskan terkait hal tersebut. Menurut Nico, kerusuhan suporter itu berawal ketika penonton turun ke tengah lapangan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya.
“Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain untuk menanyakan kenapa sampai kalah, atau melampiaskan,” terang Irjen Pol Nico Afinta.
Dengan adanya insiden itu, tegas Nico, pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan dan melakukan pengalihan. Hal tersebut dilakukan agar upaya penonton tidak masuk ke dalam lapangan.
Nico menyebutkan, petugas keamanan mencoba mengalihkan massa dengan cara-cara persuasif. Akan tetapi cara itu tak berhasil, justru massa kian beringas menyerang dan merusak mobil kepolisian.
“Upaya pencegahan sampai dilakukan gas air mata, karena sudah merusak mobil polisi dan akhirnya gas air mata disemprotkan,” ujar Nico.
Kendati demikian, ribuan Aremania yang masih berada di tribun Stadion Kanjuruhan panik dan mencari pintu keluar. Puncaknya, para penonton berdesak-desakan menuju pintu 10 dan 12 sehingga terjadi penumpukan yang mengakibatkan sedikitnya 180 orang mengalami luka dan 127 orang tewas diantaranya terdapat anggota polisi.







